Ada ungkapan lama berkata, sedia payung sebelum hujan. Tapi pada musim hujan di era digital sekarang, sebelum ke mana-mana, ada baiknya melirik situs santanu.sains.lapan.go.id dulu. Ini adalah situs yang dikembangkan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk menampilkan hasil pencitraan radar hujan bernama Sistem Pemantau Hujan (Santanu).
Radar Santanu mampu memantau hujan hingga radius 44km. Radar ini telah dipasang di kantor-kantor LAPAN di Bandung dan Bogor. Beberapa radar juga dipasang di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seperti di Sukabumi, Jawa Barat. Radar hujan dihibahkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) kepada BPBD. LAPAN hanya membantu pembuatan dan pemasangan.
Selanjutnya, radar Santanu akan dipasang di kota Bima dan Sorong. Pada pertengahan Desember diharapkan Santanu sudah beroperasi di sana. Sedangkan di tempat lain, Santanu sudah beroperasi di Lembang, Sumedang, Pontianak, Kototabang, dan Sadeng.
Laman radar hujan bisa diakses dengan mudah. Tampilannya terbagi tiga. Peta dan radar hujan yang berukuran besar akan menampilkan kondisi hujan hingga radius 44 kilometer dari lokasi radar, sedangkan pada bagian kanan atas ada peta yang bisa diperbesar dan melihat informasi lebih detil, termasuk kondisi perubahan hujan per dua menit.
Warna pada sebaran awan menggambarkan tingkat intensitas hujan, mulai dari ringan, sedang, hingga lebat. Santanu juga menampilkan luas area yang diguyur hujan. Selain itu pergerakan awan hujan juga bisa diketahui arahnya. Ada 14 corak warna bertingkat dari biru muda hingga ungu. Warna biru tua menandakan hujan ringan, sementara warna hijau mengindikasikan hujan deras.
Lantas warna apa patut diwaspadai? Menurut Asif Awaludin, Peneliti Muda PSTA di Bandung, seperti dilansir Ristekdikti.go.id, kalau warna hijau patutlah waspada sebab hujan menjangkau hulu hingga hilir. Kalau ada kombinasi durasi waktu hujan, kondisi itu bisa mengindikasikan awal terjadinya banjir. Namun untuk hal ini, tetap diperlukan pengamatan lokal.
Be First to Comment