Kebakaran hebat yang melanda Australia hari-hari ini tak hanya menimbulkan kerugian material bagi manusia. Australia juga terancam kehilangan banyak sekali hewan endemik, yang tadinya populasinya sudah terancam punah, kini dikhawatirkan mengalami kepunahan akibat kebakaran tersebut.
Kebakaran yang terjadi selama beberapa bulan terakhir telah menghanguskan ekosistem di sekitar 7,2 juta hektare lahan, termasuk di dalamnya bushland, hutan, dan taman nasional.
Dilansir dari Washington Post dan CNN, diduga 1 miliar individu hewan terkena dampak kebakaran dan banyak di antaranya adalah spesies yang sudah terancam punah sebelumnya. Ambil contoh dunnart, hewan seukuran tikus yang merupakan endemik di Kangaroo Island, Australia. Memang hewan ini tak seikonik koala atau platypus yang banyak dikenal orang.
Tapi populasi dunnart sudah sangat sedikit sebelum kebakaran. Banyak peneliti kesulitan menemukannya. Kini, setelah kebakaran melanda habitatnya yang mencapai 1.700 mil persegi, dikuatirkan hewan ini punah.
“Saya yakin 100 persen, semua jejak yang kami temukan sejak 1990, berada di area kebakaran, keseluruhan spesies ini sudah terbakar,” kata Rosemary Hohnen, seorang ahli ekologi yang menghabiskan dua tahun penelitian tentang dunnart di Kangaroo Island.
Christopher Dickman, seorang peneliti di Universitas Sydney meyakini, lebih dari 1 miliar hewan terdiri dari mamalia, burung, dan reptil, di mana beberapa jenis di antaranya adalah endemik, terkena dampak atau bahkan terbunuh akibat kebakaran tersebut. Termasuk juga serangga dan katak. Angkanya bisa lebih besar lagi kalau satwa jenis lain dihitung.
Di negara bagian New South Wales (NSW) sendiri diyakini ada hampir 500 juta individu hewan yang terkena dampak kebakaran atau mati. Ini dihitung dari kepadatan populasi mamalia pada 2007 untuk mengetahui ada berapa banyak hewan yang terkenal dampak kebakaran di areal seluas 4,9 juta hektare di negara bagian tersebut. Koala dan kanguru adalah korban utama, yang mati akibat terkena api atau asap. Diperkirakan sepertiga populasi koala di NSW sudah mati dan sepertiga habitat mereka musnah.
“Skala kebakaran ini sulit ditebak, tapi ada kekuatiran mengenai kapasitas ekosistem ini untuk pulih kembali setelah kebakaran,” kata Dieter Hochuli, seorang profesor ilmu lingkungan di Universitas Sydney.
“Kita tidak hanya bicara soal koala, kita bicara tentang mamalia, burung, fungi, serangga, dan invertebrata, amfibi, dan bakteri, serta mikroorganisme yang sangat penting bagi ekosistem,” ujar Manu Saunders, peneliti di Universitas New England di Armidale. “Mungkin ada yang selamat, tapi habitat mereka musnah, tak lama lagi juga mereka ikut mati.”
Be First to Comment