Press "Enter" to skip to content
dok. Conservation International/Mark Erdmann

Temuan Hiu yang “Berjalan” di Perairan Indonesia

Ilmuwan menemukan empat spesies hiu yang baru dan punya cara bergerak di air yang mengejutkan. Hiu itu diketahui bergerak di dasar laut menggunakan sirip mereka. Perilaku langka yang pernah dilihat pada spesies hiu. Tapi cara bergerak itu memberikan mereka keuntungan untuk menangkap mangsa yang lebih kecil.

Keempat spesies hiu yang baru itu ditemukan di perairan antara Indonesia dan Australia. Empat spesies hiu baru itu dari genus Hemiscyllium. Salah satunya diberi nama Hemiscyllium halmahera, berdasarkan nama kepulauan Halmahera, tempatnya ditemukan, seperti dilansir csmonitor.com.

Panjangnya sekitar 1 meter. Temuan hewan langka ini melengkapi jumlah hiu yang bisa “berjalan” menjadi sembilan spesies. Kesembilannya dihubungkan melalui analisis genetik, menggunakan sampel jaringan dari spesimen hasil tangkapan hidup yang ditemukan selama penelitian.

“Kami memperkirakan hubungan antara spesies berdasarkan perbandingan antara DNA mitokondria mereka yang diturunkan melalui garis keturunan betina,” kata Dr. Christine Dudgeon, dari Universitas Queensland, Australia, seperti dikutip Science Alert. “Kode DNA ini untuk mitokondria, yang merupakan bagian sel yang mengubah oksigen dan nutrisi dari makanan menjadi energi untuk sel.”

Hasilnya mengkonfirmasi DNA hewan baru itu konsisten dengan spesies Hemiscyllium yang ada, yang dapat ditelusuri kembali ke periode Cretaceous akhir, yakni masa sekitar 66 hingga 100 juta tahun yang lalu.

“Kemampuan mereka bergerak di kedalaman dengan oksigen yang tipis dan “berjalan” di dasar laut dengan sirip, memberikan keuntungan untuk mendapatkan jenis mangsa yang lebih beragam,” kata Dr. Christine Dudgeon, dari Universitas Queensland, Australia, seperti dilansir Newatlas.com.

Data menunjukkan spesies baru itu berevolusi setelah mereka keluar dari populasinya, kemudian terisolasi di area baru dan mengembangkan diri menjadi spesies yang baru. Diduga bahwa spesies ini bergerak ke arah barat melintasi atas kepulauan Nugini pada 2 juta tahun lalu. Dudgeon dan timnya yakin masih ada spesies hiu lain yang mengembangkan perilaku seperti itu, hanya belum ditemukan saja.

Temuan hiu ini dipublikasikan di jurnal Marine and Freshwater Research.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.