Jangan anggap remeh sampahmu. Jika diubah jadi pelet, sampah bisa menjadi bahan bakar pembangkit listrik yang potensial. Tak percaya?
Baru-baru ini PLN mengabarkan kesuksesan mereka menginisiasi penggunaan olahan sampah menjadi pengganti bahan bakar pembangkit listrik. Bekerjasama dengan Indonesia Power, PLN mengembangkan pelet sampah di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang berkapasitas 3 x 25 Megawatt (MW) di Desa Taman Ayu, Lombok Barat.
PLH Manager PLTU Jeranjang, Nandang Safrudin, menjelaskan olahan sampah dalam bentuk pelet setara dengan batubara kalori rendah yang digunakan untuk bahan bakar pembangkit. “Kami sudah lakukan riset dan ujicoba, khususnya untuk mengukur optimasi substitusi peletnya. Hasilnya antara 3 – 5, namun memang paling optimal ada di 3 persen,” kata Nandang, dalam keterangan resmi yang diterima Portal Sains.
Jika menggunakan batubara secara penuh, dalam satu jam kondisi maksimal, PLTU Jeranjang membutuhkan 200 ton batubara sebagai bahan bakar. Dengan substitusi sebesar 3 persen, maka dibutuhkan 600 kilogram pelet setiap jam sebagai pengganti batubara. Untuk mendorong ketersediaan pelet, PLN bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB melakukan pendampingan kepada pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok untuk mengubah sampah menjadi pelet.
Melalui JOSS, sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok dikumpulkan dalam bak, lalu dimasukkan cairan bio activator untuk dilakukan proses peuyeumisasi, kemudian sampah dijemur hingga kering. Setelah itu, sampah dimasukkan ke mesin pencacah dan tahap akhir melalui proses peletisasi. Mesin-mesin yang digunakan merupakan bagian dari program CSR PLN. Usai berbentuk pelet, kemudian dijemur hingga kering. Selanjutnya, pelet bisa digunakan untuk campuran bahan bakar pembangkit listrik.
Sasaran pemanfaatan olahan sampah ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan biaya produksi listrik, tetapi juga sebagai alternatif solusi penanganan sampah daerah dan upaya memberdayakan masyarakat. “Dengan olahan ini sampah bisa bernilai, masyarakat juga bisa punya penghasilan tambahan. Jadi ekonomi masyarakat sekitar juga meningkat,” ucap Nandang. Selain itu, pemanfaatan sampah menjadi energi ini juga menjadi alternatif solusi penanganan sampah di daerah.
Dody, pengelola TPA Kebon Kongok menyampaikan bahwa kehadiran pengolahan sampah sementara membantu mengurangi permasalahan sampah yang ada di Lombok. Dia mengatakan, selama ini sampah menjadi salah satu masalah di Lombok yang merupakan daerah tujuan wisata. “Dengan program dari PLN ini tentunya dapat menjadi solusi dan mewujudkan Program Zero Waste yang diusung pemerintah Provinsi NTB,” kata Dody.
Be First to Comment