Selain dikenal sebagai kampung penghasil gerabah yang masih eksis di Papua, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kampung Abar juga masih mengenal tradisi berburu tradisional. Kampung Abar terletak di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, berlokasi tidak jauh dari Bandara Sentani.
Berburu dilakukan oleh laki-laki Abar. Binatang yang menjadi target perburuan yaitu rusa, biawak, kuskus, kanguru, tikus tanah, babi hutan dan beberapa jenis burung. Biasanya dalam berburu, masyarakat Abar dibantu oleh anjing yang dilatih khusus untuk mengejar binatang buruan.
Bila sudah terkepung, binatang akan dibidik dengan panah atau tombak. Satu kelompok pemburu biasanya empat atau lima orang. Sedangkan berburu dengan memasang jerat dilakukan oleh satu atau dua orang.
Jerat digunakan untuk menangkap binatang dalam kondisi hidup, misalnya kanguru, tikus tanah atau burung. Sebagai umpan biasanya digunakan kelapa kering. Jerat dipasang di hutan atau savana yang jauh dari pemukiman.
Jerat dipasang pada sore hari, kemudian dicek keesokan harinya. Jika lewat dari itu, binatang yang terjerat dapat dipastikan akan mati.
Dalam berburu babi, jika mendapatkan anak babi, maka anak babi akan dibawa ke kampung untuk dipelihara.
Pada masa lalu, pemburu Abar percaya pada kekuatan magis, misalnya mengucapkan mantera tertentu, untuk memberkati setiap alat berburu agar mendapatkan hasil buruan yang banyak.
Hasil buruan akan dijual di Pasar Lama Sentani pada sore hari. Untuk satu ekor kuskus dihargai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
Untuk menjaga kelestarian binatang endemik Papua seperti kanguru, kuskus dan berbagai jenis burung lainnya, perlu dilakukan sosialisasi dan kampaye untuk mengajak kepedulian semua pihak dalam menjaga kelestarian fauna endemik Papua.
Penulis: Hari Suroto (Arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram @surotohari
Be First to Comment