Press "Enter" to skip to content
dok. pixabay

Mengapa Kura-Kura Berumur Panjang

Jonathan, seekor kura-kura yang hidup di Pulau St. Helena di Atlantik Selatan, memecahkan rekor Guinness World Record sebagai hewan tertua yang hidup di darat. Kura-kura raksasa itu berumur 187 tahun pada 2019 lalu.

Jonathan lahir tahun 1832, ketika Ratu Victoria berkuasa dan berusia 80 tahun ketika kapal Titanic tenggelam.

Kura-kura ini bukan satu-satunya yang berumur panjang. Ada banyak kura-kura lain yang berumur panjang juga. Pertanyaannya, mengapa kura-kura bisa berumur panjang?

Jordan Donini, seorang profesor biologi di Florida SouthWestern State College mengatakan kura-kura atau penyu laut bisa hidup antara 50 sampai 100 tahun dan kura-kura kotak bisa hidup lebih dari satu abad. Faktanya, para ilmuwan tidak mengetahui batas atas rentang hidup banyak spesies kura-kura, hanya karena individu manusia tidak hidup cukup lama untuk mengetahuinya.

Jadi mengapa kura-kura hidup begitu lama? Ada jawaban evolusioner dan jawaban biologis, kata Lori Neuman-Lee, asisten profesor fisiologi di Arkansas State University yang mempelajari kura-kura dan reptil lainnya.

Jawaban evolusionernya relatif mudah: Hewan seperti ular dan rakun suka memakan telur penyu. Untuk mewariskan gen mereka, kura-kura harus hidup lama dan sering berkembang biak, terkadang beberapa kali per tahun dan bertelur banyak.

Nah, dari sisi biologis lebih rumit. Salah satu petunjuk umur panjang kura-kura terletak pada telomer mereka, yaitu struktur yang terdiri dari untaian DNA noncoding yang menutupi ujung kromosom. Struktur ini membantu melindungi kromosom saat sel membelah.

Seiring waktu, telomer menjadi lebih pendek atau terdegradasi, yang berarti mereka tidak dapat lagi melindungi kromosom mereka, yang menyebabkan masalah dengan replikasi DNA. Dan kesalahan dalam replikasi DNA dapat menyebabkan masalah seperti tumor dan kematian sel.

Tetapi kura-kura menunjukkan tingkat pemendekan telomer yang lebih rendah dibandingkan dengan hewan lain yang berumur pendek. Ini berarti mereka lebih tahan terhadap jenis kerusakan tertentu yang dapat timbul dari kesalahan replikasi DNA.

Para ilmuwan belum mengkonfirmasi semua faktor yang berkontribusi pada umur panjang kura-kura. Tetapi ada beberapa ide. Ada tim ilmuwan yang mengeksplorasi sejumlah mekanisme dan zat yang menyebabkan kerusakan dan kematian sel, dan melihat bagaimana sel dari beberapa spesies kura-kura, termasuk dari kura-kura raksasa (seperti Jonathan), merespons.

Kura-kura raksasa dan beberapa spesies kura-kura lainnya tampaknya mampu melindungi diri mereka sendiri dari efek jangka panjang kerusakan sel. Mereka melakukan ini dengan cepat membunuh sel-sel yang rusak, menggunakan proses yang disebut apoptosis, atau kematian sel terprogram.

Jika ada sel yang mengalami kerusakan, maka organisme itu akan dengan cepat menghilangkannya, sehingga menghindari hal-hal seperti penyakit kanker misalnya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.