Press "Enter" to skip to content
Sloth atau Kukang (Foto: commons.wikimedia.org/Daniella Maraschiello)

Kukang Si Lambat Ternyata Bisa Melawan Juga

Sebagai mamalia yang bergeraknya sangat lambat, tak ada yang mengira bahwa sloth atau kukang ternyata bisa melawan juga saat diserang predator. Kejadian ini terekam oleh camera trap di hutan Amazon di Cagar Biosfer Yasuni di timur Ekuador.

Pertarungan itu terjadi antara seekor kukang dengan seekor ocelot atau dikenal juga sebagai macan tutul kerdil.

Kukang dikenal dengan cara bergeraknya yang super lambat. Makanya ia diberi nama sloth yang diambil dari bahasa Inggris kuno yang berarti ‘kemalasan’.

Mereka akan memanjat pepohonan di hutan hujan di Amerika Tengah dan Selatan secara perlahan, sambil meluangkan waktu untuk memetik daun, buah, dan serangga yang menjadi makanannya. Kukang sangat lambat sehingga ganggang bisa tumbuh di bulu mereka dan ngengat bertelur di atasnya.

Namun, rekaman terbaru yang diambil oleh para peneliti primata di Cagar Biosfer Yasuní di Ekuador menunjukkan bahwa kukang bukanlah hewan yang sepenuhnya pemalas. Tim peneliti yang mempelajari monyet telah memasang camera trap di sekitar mineral lick, yakni sebuah area dengan substrat terbuka yang sering dikunjungi oleh hewan-hewan hutan hujan yang membutuhkan nutrisi yang tidak tersedia dalam makanan mereka.

“Ini adalah tempat yang masih asli seperti yang akan Anda temukan di Amazon bagian barat,” ujar salah satu penulis, Anthony Di Fiore, seorang ahli biologi di University of Texas di Austin, kepada Live Science.

Kamera yang dipicu oleh gerakan menangkap video kukang Linnaeus berjari dua (Choloepus didactylus) yang sedang mempertahankan diri dari serangan ocelot (Leopardus pardalis). Para peneliti menggambarkan temuan mereka dalam jurnal Food Webs edisi September.

Mineral lick adalah area terbuka yang berbahaya. Kawasan ini memang menyediakan nutrisi penting, tapi konsekuensinya mahal. Hewan arboreal seperti kukang, monyet, dan landak harus mengambil risiko berada di tanah untuk mendapatkan mineral.

Di sanalah, para pemangsa kerap menunggu. Jaguar dan puma kerap didapati suka mengintai di mineral lick. Begitu juga si ocelot, kucing kecil yang berasal dari Amerika Selatan, yang mencoba memangsa kukang. Ocelot memang pernah tercatat memangsa kungkang sebelumnya, walaupun kasusnya terbilang langka sebab gaya hidup kedua hewan ini yang tertutup dan sama-sama aktif di malam hari alias nokturnal.

Pada rekaman camera trap, kejadian serangan ocelot terjadi pada siang hari. Dia mencoba menggigit leher belakang si kukang, sebuah strategi khasnya. Tapi si kukang berhasil membebaskan diri dan berguling dan mencoba membalas si ocelot dengan cakarnya.

Kukang kemudian bergantung merayap di batang kayu yang melintang di kolam berisi air mineral. Si ocelot mengikuti dan berusaha melepaskan calon mangsanya. Sayang rekaman berhenti sampai di situ sebab kamera tidak bisa mengikuti pergerakan kedua satwa. Jadi tidak diketahui apakah si kukang berhasil menyelamatkan diri atau tidak.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.