Ada satu spesies bambu yang misterius di dunia. Bambu bernama ilmiah Phyllostachys nigra var. henonis, atau bambu henon, ini berbunga hanya sekali setiap 120 tahun sebelum musnah.
Untungnya, bambu ini tampak bakal berbunga sebentar lagi, lebih cepat dari sebelumnya, sehingga peneliti berkesempatan untuk mengetahui lebih banyak tentang proses regenerasi misterius bambu itu. Generasi spesies ini awalnya diperkirakan akan berbunga pada awal 2028.
Dilansir dari Live Science, para peneliti dari Universitas Hiroshima di Jepang memperhatikan bahwa beberapa spesimen lokal mulai berbunga lebih awal dan mereka mengambil kesempatan untuk mempelajari spesies misterius ini. Penelitian mereka diterbitkan di jurnal PLOS One.
Peneliti menemukan bahwa banyak spesimen berbunga tidak mengandung biji apapun. Tim juga mengamati kurangnya batang baru yang tumbuh dari sistem akar batang yang telah berbunga, dan juga menunjukkan terbatasnya reproduksi aseksual. Artinya, banyak ladang bambu yang lebat mungkin sulit untuk diregenerasi, dan mungkin hilang serta digantikan oleh padang rumput.
Bambu Henon diperkenalkan ke Jepang dari China pada abad kesembilan. Namun catatan ilmiah mengenai proses regenerasinya masih sedikit. Interval pembungaan selama 120 tahun didasarkan pada dokumen arsip abad kesembilan, dan koloni-koloni sebelumnya punah segera setelah pembungaan pada tahun 1908, sebelum berkembang kembali di seluruh Jepang.
“Para ilmuwan 120 tahun yang lalu tidak mendeskripsikan pembungaan spesies ini dengan baik,” kata penulis penelitian itu, Toshihiro Yamada, ahli biologi konservasi dan ekologi hutan di Universitas Hiroshima, kepada Live Science. “Oleh karena itu, kita tidak tahu banyak tentang ekologi pembungaan dan proses regenerasi dari spesies bambu ini.”
Para peneliti mempelajari koloni spesimen berbunga awal yang mereka temukan di Hiroshima pada tahun 2020 dengan 334 “batang” – batang bambu yang berkayu dan bersendi. Para peneliti menemukan 80% batang yang mekar selama tiga tahun tidak menghasilkan biji.
Hingga akhir tahun 2022, tidak ada batang bambu yang bertahan. Jadi, timbul pertanyaan bagaimana batang-batang yang mati digantikan oleh generasi baru, soalnya regenerasi seksual tampak tidak berhasil karena spesies ini gagal menghasilkan benih.
Yamada mengatakan ada kemungkinan bambu tersebut beregenerasi di bawah tanah, dan akhirnya tumbuh menjadi batang-batang baru. Setelah batang-batang ini terbentuk, bambu kemudian akan tumbuh subur untuk mengimbangi ketidakefisienan reproduksinya.
Namun, proses regenerasi ini mungkin memakan waktu bertahun-tahun dan dapat menyebabkan hilangnya biomassa dalam jumlah besar. Sebab spesies bambu ini menempati lahan yang sangat luas, sehingga berpotensi merusak ekosistem yang didukungnya. Para ilmuwan mengatakan bahwa hal ini tidak hanya berarti kerugian ekonomi bagi industri lokal yang mengandalkan bambu sebagai bahan bakunya, namun juga dapat menyebabkan masalah lingkungan.
Pelayanan alami yang diberikan oleh bambu kepada masyarakat mencakup pencegahan erosi tanah dan pencegahan tanah longsor, serta vegetasi dan tutupan hutan. Ia mengatakan ingin mempelajari pembungaan dan regenerasi spesies bambu ini di tanah air leluhurnya, China, untuk lebih memahami karakteristiknya. “Apakah mereka menghasilkan benih di China? Saya ingin mempelajarinya sambil mengamati populasi bambu di Jepang,” katanya.
Bambu ini memiliki batang hijau ini dianggap sebagai spesies asli asal muasal “Bambu Hitam” dan termasuk bambu dengan ukuran yang terbesar. Ada tegakan dewasa yang tingginya mencapai 50 kaki dengan diameter batang hampir 4 inci. Kayu dari spesies ini memiliki kepadatan dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan kebanyakan kayu bambu lainnya.
Be First to Comment