Baru-baru ini letusan Gunung Agung di Bali bikin jantung kita, khususnya warga Bali, jadi dagdigdug serr. Bukan apa-apa, letusan gunung api memang menakutkan. Bahkan letusan Gunung Krakatau dan Tambora, juga Gunung Api Toba dari zaman purba, sudah mengguncang dunia.
Gunung api, teman, sesungguhnya adalah lubang atau retakan di kerak Bumi tempat meletus dan keluarnya fluida panas seperti lava, terlontarnya abu, batu, dan gas. Gunung api juga bisa berbentuk gunung oleh karena akumulasi produk-produk letusan tadi.
Jelas, umur gunung api sama tuanya dengan Bumi. Ketebalan kerak Bumi itu diperkirakan antara 5-60 kilometer, menurut Survei Geologi AS. Ia terdiri dari tujuh lempeng tektonik utama dan 152 lempeng tektonik yang lebih kecil, menurut paper Christopher Harrison di Universitas Miami.
Lempeng-lempeng itu mengapung di suatu lapisan magma, batu semi cair dan mengandung larutan gas. Di antara lampeng inilah magma terdorong keluar. Dia bisa meletus saat keluar dari gunung api atau mengalir saja. Magma yang keluar saat letusan gunung api disebut lava.
Apa saja bentuk gunung berapi? Ada beberapa. Pertama, kerucut cinder. Ini adalah bentuk yang umum, berupa kerucut yang simetris. Tingginya bisa mencapai 91 meter dan tidak lebih dari 366 meter.
Kemudian ada stratovolcano, juga disebut gunung api komposit sebab terbangun dari lapisan-lapisan aliran lava, debu dan bebatuan. Ukurannya lebih besar ketimbang cinder, tingginya bisa mencapai 2.438 meter. Ia tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar. Kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi termasuk jenis gunung api ini. Karena letusannya bisa sangat kuat, gunung api tipe ini yang paling mengkhawatirkan.
Tipe berikutnya adalah gunung api bentuk perisai. Biasanya mengandung aliran lava di tubuhnya yang landai dan melebar, di mana lava mengalir ke segala arah. Erupsi gunung ini jarang berupa letusan, tapi berupa aliran lava yang meluap ke seluruh arah.
Gunung api tipe perisai terbesar adalah Mauna Loa di Hawaii yang memiliki ketinggian 17.000 meter dari kakinya yang terdapat di dasar laut. Di atas permukaan laut ketinggiannya 4.170 meter. Gunung ini tergolong yang paling aktif dan terus dimonitor. Letusan terakhirnya terjadi pada 1984.
Ada juga tipe kaldera. Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini. Ada tiga tipe gunung api kaldera: pertama, adalah danau kawah kaldera. Ini adalah hasil dari stratovolcano yang ambruk ke dalam ruang magma saat terjadi letusan dahsyat.
Kedua, kaldera basaltik, yang memiliki pola cincin konsentris yang dihasilkan dari serangkaian keruntuhan bertahap dan bukan satu peristiwa tunggal. Jenis ini sering ditemukan di puncak gunung api perisai.
Ketiga, kaldera resurgen, yaitu struktur vulkanik terbesar di Bumi. Mereka adalah hasil dari bencana letusan yang sangat besar yang pernah dicatat manusia. Kaldera Yellowstone, kadang disebut “super volcano”, adalah salah satu contohnya.
Gunung Api dalam Sejarah
79 SM: Letusan Gunung Vesuvius di Italia. Gunung ini mengubur kota Pompeii. Letusan Vesuvius pada 1631 telah menewaskan 3.000 orang.
1669: Letusan Gunung Etna di Sisilia mengirimkan sungai lava ke Catania dan menewaskan sekitar 20.000 orang.
1783: Letusan Gunung Skaptar di Islandia merusak kegiatan pertanian dan perikanan sehingga daerah itu dilanda kelaparan hebat. Sebanyak 25 persen populasi Islandia tewas karena bencana kelaparan tersebut.
1815: Letusan Gunung Tambora di Sumbawa, NTB telah menyebabkan ombak tsunami dan letusan dahsyat yang menewaskan setidaknya 10.000 orang. Abu letusannya menutupi langit sehingga tidak ada musim panas pada tahun itu di Eropa dan Amerika utara.
1883: Gunung Krakatau meletus dan suaranya terdengar sejauh 4828 km disusul tsunami setinggi 39 meter yang merusak sebagian Jawa dan Sumatera. Sebanyak 36.000 orang tewas. Debunya di atmosfer membuat Bulan terlihat biru dan kadang-kadang hijau selama dua tahun. 1902: Mount Pelée, on the island of Martinique, smothered the town of Saint-Pierre in deadly gas and hot ash, killing 29,933, according to the Los Angeles Times.
1991: Setelah 600 tahun berdiam, gunung Pinatubodi Filipina meletus dan menewaskan lebih dari 840 orang. Material letusannya mencapai lebih dari 5 kilometer kubik dan mengubur pangkalan udara AS. Hampir semua jembatan dalam jarak 30 km dari gunung hancur.
Be First to Comment