Badak putih utara adalah hewan langka. Populasinya sudah di ambang kepunahan. Satu-satunya badak putih utara jantan yang tersisa, kini sedang sakit keras.
Badak putih utara berkelamin jantan itu berusia 45 tahun. Badak Sudan ini adalah jantan terakhir dari subspesiesnya: Ceratotherium simum cottoni.
Dia mengalami infeksi di kaki kanan belakang, seperti diungkap oleh Ol Pejeta Conservancy dari Kenya, negara tempat hidup tiga ekor badak putih utara terakhir di planet kita.
Badak memang biasanya hidup sampai usia 30-40an tahun. Tubuh si badak Sudan itu memang sudah tua. Pada akhir 2017, ia mengalami infeksi di kaki kanan belakang. Dokter hewan berhasil menangani. Tapi baru-baru ini terjadi lagi. Nyawanya terancam.
“Kami sangat memperhatikan kondisinya, dia memang sudah terlalu tua untuk ukuran seekor badak. Kami tidak ingin dia merasakan derita yang tidak perlu,” tutur Ol Pejeta di laman Facebook mereka.
Badak putih utara memang memiliki peluang untuk berkembang biak yang sangat kecil. Subspecies ini dulu hidup di Uganda, Chad, Sudan, Republik Afrika Tengah, dan Kongo.
Tapi perburuan liar dan perang sipil di kawasan-kawasan itu telah membuat populasi badak putih utara menurun drastis. Terakhir kali badak ini terlihat di alam liar adalah pada 2007. Subspesies ini diasumsikan mendekati kepunahan.
Pada 2014, setelah kematian badak jantan bernama Suni di Ol Pejeta, dan jantan lain bernama Angalifu di Kebun Binatang San Diego, badak Sudan itu menjadi satu-satunya Badak putih utara yang tertinggal. Kalau dia mati juga, habislah.
Sudan adalah satu dari tiga badak putih utara yang tersisa di dunia. Seekor betina bernama Nola sudah mati karena usia tua dan infeksi di Kebun Binatang San Diego, pada November 2015.
Sehingga sekarang tinggal Sudan dan sepasang betina bernama Fatu dan Najin di Ol Pejeta. Najin adalah anak Sudan dan Fatu adalah cucunya. Di sisi lain, kondisi sperma Sudan juga sudah sangat rendah sehingga sulit meneruskan keturunan secara alami.
Ahli konservasi berencana memakai pembuahan artifisial. Contohnya, memakai sperma dan sel telur yang diekstraksi dari Sudan dan individu yang sudah mati untuk mengembangkan pembuahan in vitro. Keberhasilannya tergantung pada upaya pembuahan di laboratorium dan nantinya akan disuntikkan ke rahim ibu pengganti dari subspesies badak putih selatan Ceratotherium simum simum.
Subspesies badak putih selatan pun sebelumnya sudah nyaris punah tapi populasinya bisa dipulihkan dengan pembuahan artifisial tadi.
Be First to Comment