Pasca kerusuhan Wamena, obyek wisata budaya atau obyek wisata alam masih bisa dikunjungi oleh para traveler. Hal ini karena destinasi wisata tersebut dalam kondisi aman, tidak terkena dampak kerusuhan, letak obyek-obyek wisata tersebut berada di pinggir Kota Wamena. Kerusuhan Wamena hanya terjadi di pusat perekonomian Wamena.
Selain itu, dalam budayanya, Suku Dani sebagai pemilik obyek wisata budaya seperti mumi, selalu menjaga peninggalan leluhur mereka.
Rumah-rumah tradisional Suku Dani di sekitar Wamena dan Lembah Baliem juga masih utuh, sehingga bagi penyuka trekking masih dapat menyaksikan kehidupan tradisional dan pemukiman tradisional Suku Dani.
Situs Gua Kontilola dengan gambar Alien di dalamnya juga aman dari kerusuhan. Mama-mama Suku Dani yang kreatif juga masih tampak terlihat bersemangat merajut noken, baik untuk dipergunakan sendiri atau untuk dijual pada wisatawan. Labu air pembuat koteka, juga masih banyak dijumpai di pekarangan honai. Rotan dan rumput sebagai bahan untuk membuat gelang dan cincin khas Wamena juga masih banyak dan mudah didapatkan.
Kebun-kebun di pinggiran Wamena juga masih menghasilkan ubi jalar serta keladi, sebagai kuliner tradisional Lembah Baliem. Udang selingkuh juga masih didapatkan di Sungai Baliem. Koteka, noken, gelang, dan cincin khas Wamena merupakan oleh-oleh bagi traveler.
Ubi jalar dan keladi yang diolah dengan bakar batu, serta udang selingkuh merupakan kuliner unik yang banyak dicari bagi para traveler yang berkunjung ke Wamena. Lembah Baliem sendiri merupakan daerah eksotis dengan keindahan alam dan budayanya. Dengan modal obyek wisata budaya, alam dan produk kreatif khas Wamena maka pariwisata akan membangkitkan perekonomian Wamena yang terpuruk akibat kerusuhan.
Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari
Be First to Comment