Penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Papua bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Teluk Wondama, Papua Barat di Pulau Roon, berhasil menemukan situs penguburan prasejarah Karawar.
Situs Karawar berada di lereng tebing Kampung Syabes, Distrik Roon. Situs Karawar berupa ceruk yang di dalamnya terdapat lima tengkorak dan tulang-tulang manusia.
Pada masa prasejarah, di Teluk Wondama dikenal dua jenis penguburan yaitu penguburan primer dan penguburan sekunder. Pada penguburan primer, mayat dibaringkan di para-para kayu yang berada di dalam hutan, dibiarkan begitu saja untuk beberapa waktu hingga kulit dan daging mengelupas tinggal tulang.
Setelah menjadi tulang, maka dilanjutkan dengan penguburan sekunder. Tulang dan tengkorak dikumpulkan, selanjutnya disimpan di lubang tebing atau ceruk disertai dengan bekal kubur gerabah. Tradisi penguburan prasejarah ini berakhir setelah agama Kristen masuk di Teluk Wondama pada 1884, yang diajarkan oleh pendeta Gottlieb Lodewyk Bink dari Belanda.
Hermin Sesa Rinding, asisten II Setda Teluk Wondama mengatakan bahwa Situs Karawar dengan tinggalan tengkorak dan tulang-tulang manusia, Situs Karawar dapat dijadikan sebagai destinasi wisata seperti di Toraja. Untuk itu Dinas Pariwisata Teluk Wondama perlu mengembangkan dan memanfaatkan situs ini dengan memperhatikan pelestarian situs.
Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari
Be First to Comment