Sebuah fosil ular yang punya kaki belakang ditemukan pada Februari 2013 di La Buitrera Paleontological Area di utara Patagonia, Argentina. Fosil itu diberi nama spesies Najash rionegrina.
Tapi baru hampir 7 tahun kemudian fosil ini ternyata dapat menyingkapkan misteri evolusi ular dan studi teranyar mengenai ular ini diterbitkan di jurnal Science Advances baru-baru ini. Studi itu berhasil menjawab pertanyaan bagaimana kaki belakang ular hilang dan bagaimana mereka mengembangkan tulang kepala yang sangat khusus.
Najash rionegrina diberi nama dari ular berkaki yang disebut di Alkitab yaitu Nahash (bahasa Ibrani untuk ular), dan Provinsi Río Negro di Argentina di mana fosil itu ditemukan. Fosil itu berusia 95 juta tahun dan pertama kali dideskripsikan di jurnal Nature berupa fragmen tengkorak dan sebagian kerangka tubuh yang memperlihatkan kaki belakang yang jelas sekali.
Fosil ini memang unik. Pertama, Najash rionegrina adalah ular darat yang hidup di padang pasir, bukan ular air yang hidup di lautan. Selain itu, fosil-fosil itu ditemukan tidak dalam kondisi rata 2D biasanya karena tertekan oleh berat sedimen yang ada di atasnya, tapi fosil Najash itu masih dalam wujud tiga dimensi. Tapi kendalanya, deskripsi awal Najash hanya mengandalkan tengkorak yang terfragmentasi sehingga sulit diduga seperti apa bentuk kepalanya sebenarnya.
Tapi ada dugaan, kalau melihat anatominya, bahwa ular berevolusi dari kadal. Kita juga tahu bahwa bentuk tengkorak ular itu ada kaitannya dengan tingkat kesuksesan mereka dalam beradaptasi dengan makannya.
Nah, dengan ditemukannya fosil itu pada 2013, menjadi informasi yang sangat penting dalam menentukan seperti apa bentuk kepala Najash.
Hipotesis yang lama diyakini adalah bahwa ular berevolusi dari nenek moyang kadal yang buta. Lalu ada sekelompok binatang seperti cacing, yang disebut scolecophidians, yang sudah lama juga diduga sebagai bentuk ular paling primitif. Tapi temuan dari Rio Negro dengan jelas mengindikasikan bahwa fosil Najash sangat berbeda dengan Scolecophidian. Malah Najash punya mulut yang lebar dengan gigi-gigi tajam, yang mirip dengan ular modern. Namun, masih terlihat jejak-jejak seperti bentuk tulang kadal.
Dari sisi evolusi, Najash menunjukkan bahwa ular berevolusi menuju bentuk tengkorak yang diperlukan untuk menelan benda mangsa yang cukup besar, ciri khas banyak ular modern. Singkatnya, temuan tengkorak Najash mengindikasikan bahwa nenek moyang ular sangat mirip dengan beberapa kerabat kadal, seperti kadal bertubuh besar, berkepala besar seperti komodo. Ini benar-benar jauh dari gagasan bahwa ular berevolusi dari leluhur kecil, buta, seperti cacing, bermulut kecil.
Be First to Comment