Sebuah penelitian menyoroti nasib terumbu karang dunia yang terancam oleh perubahan iklim dan pemanasan global. Sebanyak 70-90 persen terumbu karang diperkirakan akan lenyap dalam waktu 20 tahun ke depan akibat pemanasan laut, keasaman air, dan polusi. Demikian temuan ilmuwan dari Universitas Hawaii Manoa, dalam sebuah konferensi ilmu kelautan, seperti dilansir CNN baru-baru ini.
Memang, berbagai upaya penyelamatan terumbu karang sudah dilakukan. Namun sepertinya usaha ini tidak akan sebanding dengan arus kehancuran terumbu karang.
Studi itu memetakan area laut yang cocok untuk usaha pemulihan, dengan mempertimbangkan faktor macam keasaman air, temperatur, kepadatan populasi manusia, dan frekuensi penangkapan ikan. Kesimpulannya: pada 2100 hanya sedikit, kalau tak mau mengatakan habis, habitat terumbu karang yang bertahan hidup.
Kebanyakan lautan di mana terumbu karang hidup sampai saat ini tidak akan layak lagi dihuni oleh ekosistem terumbu karang pada 2045. Lalu tingkat kesehatan dan kondisi ekosistem ini akan memburuk sampai 2100. Yang tertinggal diperkirakan hanyalah kawasan macam Baja California dan Laut Merah. Namun, tidak ideal menjadi habitat terumbu karang sebab perairan ini dekat sungai.
Namun, perusak utama adalah perubahan iklim. Sedangkan polusi yang disebabkan oleh manusia, hanyalah bagian kecil dari penyebab kerusakan. “Melakukan pembersihan laut dan memerangi polusi adalah tindakan bagus, sebaiknya dilanjutkan usaha-usaha begini. Tetapi ada akhirnya, melawan perubahan iklim adalah yang paling kita perlukan untuk melindungi terumbu karang,” tutur Renee Setter dari Universitas Hawaii Manoa, dalam keterangan resmi.
Kawasan terumbu karang yang terkenal seperti Great Barrier Reef memiliki kawasan terumbu karang terbesar di dunia, yaitu sepanjang 2.300 km. Namun kawasan ini sedang menghadapi masalah “bleaching” dalam skala besar, yang disebabkan naiknya temperatur rata-rata laut dalam dua dekade terakhir. Peristiwa gelombang panas laut pada 2016 dan 2017 telah membunuh setengah terumbu karang di Great Barrier Reef dan sejumlah lokasi lain di berbagai tempat di dunia.
Sebanyak dua pertiga spesies laut menggantungkan harapan hidupnya pada terumbu karang. Jadi, kalau sampai terumbu karang habis, kita juga akan menghadapi masalah pelik, yaitu ancaman punahnya spesies laut. Tak hanya satwa sesungguhnya, manusia juga bakal terdampak. Sebab sekitar 1 miliar manusia juga menggantungkan hidup mereka pada terumbu karang sebagai sumber makanan. Selain bahwa terumbu karang juga bisa menjadi benteng yang melindungi komunitas manusia di pesisir dari gempuran arus laut.
Be First to Comment