Ribuan kalajengking keluar dan ‘menyerbu’ kota Aswan, di selatan Mesir, bak ‘tulah’ dalam kisah di Kitab Suci. Seperti dilaporkan kantor berita Mada, semua diawali hujan deras berhari-hari, ditambah badai kencang, dan banjir. Badai ini juga merusak banyak bangunan, merusak tanaman, dan memutus arus listrik.
‘Serangan’ ini membikin panik seisi kota yang sudah dihantam bencana. Sebanyak 500 orang menjadi korban sengatan bisa kalajengking dan dilarikan ke rumah sakit. Tiga orang meninggal dunia, walau penyebabnya tidak disebut sebagai akibat sengatan kalajengking. Mengapa kalajengking keluar dari sarang mereka?
Hujan, banjir, dan badai ini dianggap sebagai penyebab keluarnya kalajengking dari sarang mereka. Penyebab badai itu sendiri, menurut Mahmoud Shaheen, direktur Center for Weather Analysis and Forecasts di Egyptian Meteorological Authority, adalah perubahan iklim.
Live Science melaporkan ada 31 spesies kalajengking yang hidup di Mesir. Menurut penelitian di Al Azhar Bulletin of Science tahun 2017, spesies ini termasuk kalajengking fat-tailed dari genus Androctonus, yang tergolong kalajengking paling mematikan di dunia dan kalajengking deathstalker (Leiurus quinquestriatus). Kalajengking terakhir ini paling sering ditemukan di kota Aswan.
Setidaknya 5.000 orang tewas akibat sengatan kalajengking setiap tahun di seluruh dunia, menurut laporan di jurnal Clinical Neurotoxicology tahun 2009.
Be First to Comment