Perang antara Rusia dan Ukraina menimbulkan kekhawatiran akan penggunaan senjata nuklir. Sejak jatuhnya bom atom di Jepang pada 1945, rasanya dunia masih trauma pada dampak ledakan bom nuklir.
Sebenarnya seperti apa dampak penggunaan senjata nuklir sebetulnya? Seperti dilansir dari Live Science, dampak senjata nuklir itu tergantung pada seberapa besar senjata yang digunakan. Amerika Serikat dan Rusia adalah pemilik 90 persen senjata nuklir yang ada di dunia ini.
Menurut catatan Federation of American Scientists, Russia memiliki 1.588 senjata yang ditanamkan di dalam rudal antar benua dengan daya jelajah setidaknya 5.500km, dan memiliki pangkalan untuk pesawat pengebom kelas berat, yaitu pesawat yang mampu membawa dan menjatuhkan bom nuklir. Sedangkan Amerika serikat punya 1.644 senjata dan pangkalan pesawat pengebom juga.
Bila kedua negara ini melancarkan perang senjata nuklir dalam kapasitas penuh, maka ancamannya adalah kepunahan umat manusia tidak hanya sebagai dampak langsung senjata itu tapi juga akibat pendinginan global (disebut juga nuclear winter).
Tipe dan ukuran senjata nuklir itu berbeda-beda. Tapi ledakan bom modern akan dipicu oleh reaksi fisi (fission reaction). Fisi adalah pemecahan inti atom berat menjadi atom yang lebih ringan, sebuah proses yang melepaskan neutron. Neutron ini, pada gilirannya, dapat meluncur ke inti atom terdekat, membelahnya dan memicu reaksi berantai di luar kendali.
Ledakan fisi yang dihasilkan sangat menghancurkan: Bom fisi kadang-kadang dikenal sebagai bom atom. Bom inilah yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, yang memiliki kekuatan antara 15 kiloton dan 20 kiloton TNT.
Namun, banyak senjata nuklir modern berpotensi menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Ada yang disebut bom termonuklir, yang menggunakan kekuatan reaksi fisi awal untuk menggabungkan atom hidrogen di dalam senjata. Reaksi fusi ini memicu lebih banyak lagi neutron, yang menciptakan lebih banyak fisi, lalu menciptakan lebih banyak fusi, dan seterusnya.
Hasilnya, menurut Union of Concerned Scientists, adalah terjadinya bola api dengan suhu yang menyamai panasnya pusat matahari. Bom termonuklir telah diuji, tetapi tidak pernah digunakan dalam pertempuran.
Kalau kamu berada di titik nol ledakan, kamu akan langsung mati dengan cepat. Senjata nuklir 10 kiloton, setara dengan ukuran bom Hiroshima dan Nagasaki, akan segera membunuh sekitar 50 persen orang dalam radius 3,2 km. Mereka tewas karena kebakaran, paparan radiasi yang intens, dan cedera fatal lainnya.
Ada juga yang akan terluka akibat tekanan dari ledakan, lalu sebagian besar akan terkena cedera dari bangunan yang runtuh atau pecahan peluru yang beterbangan. Sebagian besar bangunan dalam radius 0,8 km dari ledakan akan roboh atau rusak berat.
Kalau kamu melihat kilatan api dari ledakan, segera mengungsi ke bunker bawah tanah dan bertahan di sana setidaknya selama 24 jam untuk menghindari dampak radioaktif yang terburuk. Akan tetapi, bantuan tampaknya akan sangat sedikit.
Menurut Komite Palang Merah Internasional (ICRC), dengan rusaknya sarana dan prasarana transportasi dan kesehatan, bantuan sulit diberikan dengan segera. Apalagi mereka yang selamat akan membawa debu radioaktif dan perlu didekontaminasi. Belum lagi kemungkinan menderita luka bakar. Kematian juga bisa datang oleh badai api yang timbul akibat ledakan yang menciptakan angin yang sangat panas.
Paparan radiasi adalah konsekuensi sekunder tapi jauh lebih berbahaya dari ledakan nuklir. Paparan radiasi paling parah terjadi dalam 48 jam setelah ledakan. Tanpa salju atau hujan, paparan radiasi akan menyebar ke mana-mana. Pada 48 jam setelah ledakan, area yang awalnya terpapar 1.000 roentgen (satuan radiasi pengion) per jam hanya akan mengalami radiasi 10 roentgen per jam. Sekitar setengah dari orang yang mengalami dosis radiasi total sekitar 350 roentgen selama beberapa hari kemungkinan besar akan meninggal karena keracunan radiasi akut.
Orang yang selamat dari paparan radiasi berisiko tinggi terkena kanker sepanjang sisa hidup mereka. Menurut ICRC, rumah sakit khusus di Hiroshima dan Nagasaki telah merawat lebih dari 10.000 orang yang selamat dari ledakan tahun 1945. Tapi sebagian besar kematian dalam kelompok ini disebabkan oleh kanker. Tingkat leukemia pada korban yang terpapar radiasi empat sampai lima kali dalam 10 sampai 15 tahun pertama setelah ledakan.
Dampak bencana berikutnya adalah terhadap lingkungan. Radioaktif dan paparan radiasi akan berdampak serius pada lingkungan dan kesehatan. Di Ukraina misalnya, sebagai penghasil 10 persen stok gandum dunia, paparan radiasi akan melanda pasokan makanan dan dapat menyebabkan masalah jangka panjang, seperti penyakit kanker.
Abu ledakan yang sampai ke atmosfer Bumi dapat memiliki efek pendinginan yang serius pada iklim jika cukup banyak bom yang dijatuhkan. Hawa dingin yang tiba-tiba seperti ini dapat berdampak pada pertanian dan persediaan makanan.
Jadi, semoga saja perang ini segera berakhir dan tak sampai menyebabkan perang nuklir ya.
Be First to Comment