Di Sawangan, Depok, kemarin terjadi hujan es. Ini fenomena cuaca yang cukup sering terjadi di Indonesia. Tapi tahukah kamu bahwa hujan es itu ternyata bukan satu macam saja?
Kalau dalam bahasa Indonesia, kita hanya mengenal istilah hujan es. Mau itu butiran esnya sebesar kelereng atau sebesar bola tenis. Tapi kalau di luar negeri, ada yang disebut dengan istilah sleet dan ada juga yang disebut hail atau hailstone.
Keduanya memang sama-sama hujan es, tetapi berbeda dalam hal ukuran, serta cara dan lokasi pembentukannya. Disarikan dari berbagai sumber, yuk simak perbedaannya:
Hail:
- Menurut National Severe Storms Laboratory, hail adalah bentuk presipitasi yang terjadi ketika aliran udara ke atas dalam badai petir membawa tetesan hujan ke atas, ke daerah yang sangat dingin di atmosfer, di mana mereka membeku menjadi es. Untuk dianggap sebagai hail, potongan presipitasi beku harus memiliki diameter lebih besar dari 5mm.
- Dari sini kita tahu, ukuran hail lebih besar dari sleet.
- Hail terbentuk oleh akumulasi lapisan air beku di awan.
- Hail lebih besar ukurannya daripada sleet. Butirannya sendiri memiliki ukuran yang bervariasi; bisa sebesar kacang polong atau sebesar bola softball. Hail berbentuk tidak beraturan, tetapi kira-kira seperti bola.
- Hail terbentuk di dalam awan cumulonimbus yang terlihat selama badai petir.
- Hail bisa sangat merusak dan menyebabkan kerugian harta benda yang cukup besar. Karena bobotnya yang berat, hail dapat merusak atap, kendaraan, tanaman, kebun sayur, dan sebagainya.
- Hail biasanya terjadi selama musim panas, meskipun mereka juga dapat ditemukan di musim lain. Hail awalnya adalah partikel es kecil atau tetesan hujan beku. Tetesan hujan kecil ini dibawa ke atas lalu tumbuh lebih besar ukurannya karena mengumpulnya lapisan air. Di awan yang kuat, mereka dapat bersirkulasi beberapa kali. Lalu, bobotnya tambah berat dan kemudian jatuh ke Bumi.
Sleet:
- Menurut American Meteorological Society, sleet adalah jenis presipitasi yang terdiri dari butiran es transparan atau tembus cahaya, dengan diameter 5mm atau kurang. Di Amerika Serikat, hujan es jenis ini dianggap sebagai presipitasi dalam bentuk campuran hujan dan salju. Ini bisa disebut tetesan hujan beku, karena meleleh dan membeku kembali saat jatuh.
- Ukuran sleet lebih kecil ketimbang hail.
- Sleet terbentuk karena perbedaan suhu di atmosfer.
- Pelet es pada sleet berbentuk globular dan spherical. Sleet sering terpental saat menyentuh tanah, dan mengeluarkan suara saat terkena benturan.
- Meskipun menyentuh tanah dan memantul, sleet tidak menyebabkan banyak kerusakan. Namun, sleet yang menumpuk di jalan atau trotoar bisa membuatnya licin.
- Sleet adalah pelet es kecil yang terbentuk di awan stratus. Sleet terbentuk karena perbedaan suhu atmosfer. Mereka jatuh melalui udara sub-beku, dan membeku kembali menjadi potongan-potongan berbentuk butiran. Kepingan salju di awan mulai mencair saat jatuh dari awan, melewati lapisan udara yang hangat, lalu mulai membeku lagi menjadi bentuk es berbentuk pelet padat saat mereka turun lebih jauh mendekati zona udara yang lebih dingin. Jadi, sleet pada dasarnya membekukan kembali sebagian besar kepingan salju yang meleleh.
Jadi, kalau melihat perbedaan ini termasuk kategori manakah hujan es di Depok? Kalau mempertimbangkan bahwa hujan es itu terjadi di daerah iklim tropis dan tak terkait dengan salju, maka hujan es di Depok bisa disebut sebagai hail. Bagaimana? Kamu setuju?
Be First to Comment