Kalkun menjadi sajian utama pada perayaan Thanksgiving yang diperingati saban November. Tapi tahukah kamu burung bernama ilmiah Meleagris gallopavo ini ternyata termasuk dinosaurus hidup lho?
Simak fakta-fakta kalkun sebagaimana disarikan dari Live Science:
1. Burung berjanggut
Di dada kalkun jantan ada bulu seperti rambut yang tumbuh seperti janggut. Bulu ini adalah bulu khusus yang disebut filoplum meso yang tumbuh dari satu folikel. Bulu ini bisa panjang, dengan beberapa bisa sampai menyentuh tanah.
Beberapa kalkun punya dua filoplum, bahkan lebih. Pernah ada kalkun jantan yang terlihat punya delapan filoplum. Apa fungsi filoplum ini? Banyak ilmuwan masih belum yakin benar. Tapi diduga filoplum berkaitan dengan fungsi sensorik.
2. Terkait dengan T. rex?
Kalkun punya wishbone, tulang yang terbentuk oleh perpaduan dua tulang selangka burung. Disebut juga furcular, tulang ini berfungsi sebagai titik penghubung otot dan penyangga sayap. Selama burung mengepak (oh iya, kalkun bisa terbang dengan kecepatan 80,5 km/jam dalam lontaran singkat), wishbone bertindak sebagai pegas untuk menyimpan dan melepaskan energi. Ternyata wishbone juga bisa jadi pengingat bahwa burung ini berevolusi dari sekelompok dinosaurus. Para peneliti telah menemukan bahwa wishbone berusia lebih dari 150 juta tahun dan punya kaitan dengan theropoda, yaitu sekelompok dinosaurus pemakan daging yang mencakup T. rex dan Velociraptor.
3. Kalkun tidur di pepohonan
Karena kalkun sangat besar dan berat, bayangkan saja kalkun liar ada yang bobotnya sampai 39 kilogram, sering dianggap bahwa burung ini lebih suka berada di tanah. Faktanya, kalkun lebih suka tidur bertengger di atas dahan pohon, tempat mereka aman dari predator, termasuk coyote, rubah, dan rakun.
Kalkun sering tidur dalam kawanan, dan setelah bangun, meneriakkan serangkaian jeritan pelan sebelum turun untuk memastikan bahwa kelompok bertengger lainnya baik-baik saja setelah semalaman tidak bertemu atau mendengar satu sama lain.
4. Kalkun betina tidak bisa gobbling (Berkokok)
Jangan kecewa jika kalkun di kebun binatang menolak untuk gobbling alias berkokok. Itu mungkin kalkun betina. Kalkun jantan disebut gobbler karena hanya mereka yang bisa mengeluarkan suara gobbling. Setiap kalkun jantan memiliki teknik gobbling-nya sendiri, yang ia gabungkan dengan mondar-mandir untuk menarik calon pasangan. Kalkun betina berkomunikasi melalui keok dan suara kecil seperti kicauan.
5. Kalkun membuatmu mengantuk?
Jika kamu merasa mengantuk setelah makan jamuan Thanksgiving, mungkin daging kalkun penyebabnya. Daging kalkun mengandung triptofan, asam amino yang digunakan tubuh untuk membuat serotonin, neurotransmitter di otak yang membantu mengatur tidur. Namun, semua daging sebetulnya mengandung triptofan pada tingkat yang sebanding. Makanan kaya triptofan lainnya termasuk keju, kacang-kacangan, dan kerang. Tapi ada dong bedanya sama daging kalkun?
Penyebabnya adalah campuran daging dengan karbohidrat pada isian daging kalkun yang disajikan saat Thanksgiving. Karbohidrat dari isian, ubi jalar, roti, pai, dan permen manis merangsang pelepasan insulin, yang kemudian memicu penyerapan sebagian besar asam amino – kecuali triptofan – dari darah ke otot. Dengan asam amino lain yang tersapu keluar dari aliran darah, triptofan tidak harus bersaing dengannya dan lebih mampu mencapai otak untuk membantu memproduksi serotonin, yang kemudian bikin kamu mengantuk.
6. Kalkun bisa terbang
Tadi sudah disinggung bahwa kalkun bisa terbang, terutama kalkun liar. Kalkun bisa terbang dengan kecepatan sampai 89km/jam. Namun, seperti burung buruan lainnya, kalkun adalah penerbang yang buruk karena sayapnya terlalu kecil dan otot terbangnya terlalu besar dan berat, sehingga sulit bagi mereka untuk terbang ke udara. Kalkun lebih suka makan di tanah, tempat mereka mematuk rumput, biji-bijian, biji pohon ek, kacang-kacangan, beri, dan serangga kecil seperti belalang.
Mitos kalkun nggak bisa terbang kemungkinan berasal dari fakta bahwa banyak kalkun domestik, seperti kalkun putih berdada lebar yang paling banyak diperjualbelikan, tidak dapat terbang. Bukan apa-apa, kalkun ini terlalu terbebani oleh bobot tubuh mereka sendiri. Burung-burung domestik ini telah dibiakkan secara selektif untuk menjadi jauh lebih berat dan memiliki dada yang lebih besar dan lebih lebar.
7. Kalkun punya mata periskopik
Seperti yang diketahui banyak pemburu, kalkun memiliki penglihatan yang sangat baik. Karena matanya berada di sisi kepalanya, kalkun memiliki penglihatan periskopik, yang memungkinkannya melihat benda-benda yang tidak berada dalam garis pandang langsungnya. Dengan memutar kepalanya, kalkun memiliki bidang pandang 360 derajat. Keren kan?
8. Kalkun bisa ‘tersipu’
Saat kalkun menjadi ketakutan, gelisah, bersemangat, atau sakit, kulit yang terbuka di kepala dan lehernya dapat berubah dari warna merah muda pucat atau abu-abu kebiruan menjadi merah, putih, atau biru. Dan selama musim kawin, wattle (pial) pada kalkun jantan berubah menjadi merah untuk mencerminkan peningkatan kadar hormon seksualnya. Lapisan kulit berdaging yang menggantung di atas paruh kalkun disebut snood juga dapat berubah menjadi merah cerah saat burung sedang bersemangat.
9. Ada batu di perut kalkun
Bagian perut burung, yang disebut ampela, berisi batu-batu kecil yang sebelumnya ditelan burung itu. Walau begitu, ternyata ada gunanya lho. Batu-batu itu disebut juga gastrolit yang berfungsi membantu pemecahan makanan untuk pencernaan, karena burung tidak memiliki gigi.
Namun, kalkun memiliki dua perut, yang pertama disebut perut kelenjar, tempat makanan dilunakkan dan dipecah oleh cairan lambung. Makanan kemudian masuk ke ampela kalkun, yang sangat berotot dan selanjutnya melarutkan makanan dengan menggilingnya dengan gastrolit sebelum memindahkan makanan itu ke usus atau kembali ke perut kelenjar untuk pencernaan yang lebih menyeluruh.
Itulah fakta-fakta mengenai kalkun, burung yang jadi sajian khas mereka yang merayakan Thanksgiving.
Tapi mengapa kalkun jadi sajian khas Thanksgiving?
Awalnya sih nggak. Dilansir dari Britannica, ketika Thanksgiving ‘pertama’ dirayakan oleh pemukim Amerika di koloni Plymouth (di tempat yang sekarang disebut Massachusetts) dan warga suku Wampanoag, pada akhir tahun 1621, mereka belum makan kalkun. Suku Wampanoag mengonsumsi rusa, dan para pemukim menyediakan unggas liar. Ada sejarawan yang menduga unggas liar itu adalah kalkun. Tapi kebanyakan sejarawan menduga itu kemungkinan besar bebek atau angsa.
Namun, pada pergantian abad ke-19, kalkun telah menjadi hidangan populer untuk disajikan pada acara-acara seperti itu. Ada beberapa alasan. Pertama, populasi burung itu agak banyak. Diperkirakan bahwa setidaknya ada 10 juta ekor kalkun di Amerika pada saat Eropa berdatangan.
Kedua, kalkun di peternakan keluarga hampir selalu tersedia untuk disembelih. Sementara sapi dan ayam hidup berguna selama mereka masing-masing menghasilkan susu dan telur. Sedangkan kalkun umumnya dipelihara hanya untuk diambil dagingnya. Ketiga, seekor kalkun biasanya cukup besar untuk memberi makan satu keluarga.
Meski demikian, kalkun belum identik dengan Thanksgiving. Beberapa orang merujuk buku A Christmas Carol karya Charles Dickens (1843) yang memperkuat gagasan kalkun sebagai makanan liburan.
Tetapi penulis lain, Sarah Josepha Hale, memainkan peran yang lebih penting. Dalam novelnya tahun 1827 Northwood, dia mendeskripsikan Thanksgiving New England, dengan kalkun panggang diletakkan di kepala meja. Pada waktu yang hampir bersamaan, dia juga mulai mendorong penetapan Thanksgiving sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat, yang dia yakini akan membantu menyatukan negara yang terancam perang saudara. Usahanya akhirnya terbayar pada tahun 1863 dengan proklamasi kepresidenan oleh Abraham Lincoln.
Be First to Comment