Gunung Semeru sedang erupsi. Statusnya saat ini sudah dinaikkan menjadi Awas. Akibat erupsi tersebut, ada sekitar 2.000 warga yang harus diungsikan karena risiko terkena dampak awan panas dan lahar.
Semeru sendiri adalah gunung berapi yang menjulang tinggi di dataran Jawa Timur. Gunung ini memiliki sejarah kejadian erupsi yang cukup sering. Sejak 1955, sudah terekam setidaknya 55 letusan. Walau begitu, gunung ini termasuk gunung yang jadi favorit para pendaki.
Sebenarnya bukan cuma Semeru yang sedang ‘batuk-batuk’. Baru-baru ini, gunung berapi Mauna Loa di Hawaii, Amerika Serikat, juga meletus.
Ngomong-ngomong soal gunung berapi, Semeru dan Mauna Loa termasuk gunung-gunung berapi yang terbesar di dunia. Tapi dari sisi massa dan volumenya, Mauna Loa adalah yang terbesar di dunia, walau tingginya masih kalah sama gunung Kilimanjaro di Tanzania dan Popocatépetl di Meksiko.
Gunung Mauna Loa kembali erupsi untuk pertama kalinya setelah 40 tahun. Dilansir dari Live Science, letusan Mauna Loa diiringi oleh lusinan gempa bumi, salah satunya bahkan mencapai magnitudo 4,2, setelah kaldera puncak gunung berapi, yang disebut Moku’āweoweo, meletus pada Minggu (27/11) malam. Hujan abu pun melanda kawasan sekitarnya.
Gunung Mauna Loa menempati lebih dari setengah kawasan Pulau Besar Hawaii dan menjulang setinggi 4.169 meter di atas Samudera Pasifik. Gunung berapi ini cukup aktif, meletus 33 kali sejak letusan pertama yang terdokumentasi dengan baik pada tahun 1843. Letusan terakhirnya terjadi pada tahun 1984. Setelah itu, Mauna Loa memasuki masa dorman.
Masa dorman adalah masa di mana gunung berapi yang aktif memasuki masa ‘tidur’ tetapi dapat bangun lagi di masa depan, seperti Gunung Rainier dan Gunung Fuji.
Beberapa ahli vulkanologi menganggap gunung berapi disebut aktif jika meletus dalam 10.000 tahun terakhir. Sebaliknya, akan dianggap tidak aktif jika meletus lebih dari 10.000 tahun yang lalu, tetapi masih memiliki akses ke sumber magma yang dapat memicu letusan di masa mendatang.
Ahli vulkanologi lain menyebut gunung berapi aktif hanya jika telah meletus dalam “waktu sejarah” dan dianggap kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu dekat.
Selain Mauna Loa, gunung Kilimanjaro di Tanzania dan Popocatépetl di Meksiko adalah gunung berapi terbesar kedua dan ketiga di dunia. Kilimanjaro disebut masih aktif, tapi gunung ini belum erupsi lagi setelah 360 ribu tahun. Para ahli vulkanologi percaya Kilimanjaro dapat meletus lagi, tetapi ada kemungkinan bahwa gunung tersebut dapat runtuh dengan sendirinya jika aktivitas terjadi di bawah permukaan.
Sedangkan Popocatépetl memiliki sejarah aktivitas yang panjang dan telah mengalami letusan kecil pada awal Januari tahun ini. Namun, kejadian tersebut tidak sebanding dengan skala aliran lahar yang terlihat di Hawaii atau di Kepulauan Canary tahun lalu.
Banyak gunung berapi aktif terbesar dapat ditemukan di sepanjang wilayah yang disebut ‘Cincin Api’ alias Ring of Fire, yang membentuk batas terluar Samudera Pasifik. Kawasan ini terkenal dengan gunung berapi dan tingkat aktivitas seismik yang lebih tinggi, membuat kawasan yang meliputi Jepang, Pantai Barat Amerika Serikat, hingga Chili, lebih rawan gempa.
Sebenarnya, gunung berapi mana saja sih yang tergolong terbesar di dunia? Disarikan dari berbagai sumber, berikut daftar gunung terbesar menurut tingginya:
- Mauna Loa – Amerika Serikat [Tinggi 4.169m]
- Gunung Kilimanjaro – Tanzania [Tinggi 5.895m]
- Popocatépetl – Meksiko [Tinggi 5.426m]
- Gunung Fuji – Jepang [Tinggi 3.778m]
- Gunung Semeru – Indonesia [Tinggi 3.676m]
- Etna – Italia [Tinggi 3.357m]
- Gunung St. Helens – Amerika Serikat [Tinggi 2.549m]
- Gunung Mayon – Filipina [Tinggi 2.463m]
- Gunung Bromo – Indonesia [Tinggi 2.329m]
- Arenal Volcano – Kosta Rika [Tinggi 1.657m]
Be First to Comment