Press "Enter" to skip to content
Hewan-hewan di zaman es, termasuk mammoth (dok. commons.wikimedia.org/auricio Antón)

Menghidupkan Kembali Hewan yang Sudah Punah

Sekelompok ilmuwan memiliki sebuah rencana ambisius: menghidupkan kembali binatang-binatang purba yang sudah punah. Mereka akan mengadopsi teknik atau metode rekayasa DNA. Lantas binatang mana saja yang bakal mereka hidupkan?

Terdengar seperti sebuah project Jurassic Park, bukan? Tapi tak usah khawatir, mereka tidak akan menghidupkan kembali Tyrannosaurus Rex alias T-rex, sebab itu mustahil. Tapi yang mungkin dihidupkan kembali adalah harimau Tasmania, wolly mammoth, dan dodo. Itulah rencananya.

Teknik atau metode yang bakal digunakan oleh para ilmuwan dari perusahaan startup bernama Colossal Biosciences dari Amerika Serikat itu adalah teknik pengeditan genom yang disebut Crispr-Cas9. Metode ini telah memenangi Nobel. Teknik ini akan melakukan “cut and paste” beberapa bagian kecil dari DNA, yang artinya para ilmuwan bisa menghapus atau mengedit gen tertentu, sehingga secara akurat akan menghasilkan DNA dari hewan yang hendak mereka hidupkan kembali.

Pada mamalia, materi yang diedit gen ini kemudian akan dititipkan dalam sistem reproduksi kerabat spesies yang ada. Tapi dalam kasus dodo, seperti dilansir oleh Daily Mail, teknik Crispr-Cas9 akan sedikit di-tweak. Soalnya dodo adalah burung dan sistem reproduksinya adalah bertelur dan DNA yang telah diedit harus ditempatkan di telur. Ini belum pernah dilakukan sebelumnya.

Berikutnya, mereka akan mengedit DNA dari hewan hidup yang dekat kekerabatannya dengan dodo, yaitu merpati Nicobar. Untuk melakukan ini, ilmuwan mengambil sampel DNA dari merpati Nicobar dan mengkombinasikannya dengan genom dari dodo. DNA yang sudah direvisi itu kemudian dimasukkan ke dalam telur merpati Nicobar dan disengat dengan listrik untuk menciptakan embrio, lalu embrio itu akan dilahirkan.

Diperkirakan, upaya menghidupkan dodo akan membuahkan hasil pada 5 tahun lagi.

Dodo adalah sejenis merpati yang sudah punah pada 350 tahun lalu dari habitatnya di Pulau Mauritius. Burung yang tak bisa terbang ini memiliki tinggi hingga satu meter.

Sedangkan untuk wolly mammoth yang punah pada 10.000 tahun lalu, DNA diekstraksi dari spesimen mammoth beku. DNA ini kemudian disambungkan dengan sel kulit dari gajah modern Asia. Langkah ini sudah dilakukan pada 2088.

Sel kulit ini selanjutnya akan diprogram ulang supaya menjadi stem cell atau sel punca dan ditambahkan ke dalam sel telur dari gajah Asia. Selanjutnya sel telur distimulasi menjadi embrio, lalu ditumbuhkan di dalam pengganti (surrogate) gajah Afrika.

Diperkirakan upaya untuk menghidupkan mammoth ini akan mencapai hasil pada empat sampai enam tahun.

Cara yang sama akan digunakan untuk menghidupkan kembali harimau Tasmania yang punah pada 3000 tahun lalu. Sel kulit akan diambil dari hewan hidup yang memiliki DNA mirip yaitu dunnart berekor gemuk, dan diubah menjadi sel ‘thylacine’ menggunakan pengeditan gen Crispr-Cas9, lalu diprogram ulang menjadi sel punca.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.