Press "Enter" to skip to content
dok. ilustrasi tidur siang hari (dok. Katniss12/Pixabay)

Ingin Tidur Malam Lebih Berkualitas? Ini Rahasianya

Banyak orang menginginkan kualitas tidur yang lebih baik. Tapi tahukah kamu, rahasia biar tidur malam lebih berkualitas ternyata adalah mengurangi hari kerja. Setidaknya itulah temuan survey yang diadakan bersamaan dengan percobaan empat hari kerja di Inggris.

Sebanyak 40 persen dari sekitar 2.900 karyawan yang berpartisipasi dalam uji coba tersebut mengatakan bahwa mereka kini mengalami lebih sedikit masalah tidur atau insomnia. Empat puluh lima persen tidak melihat perubahan dalam tidur mereka, dan 15 persen melaporkan peningkatan masalah tidur.

Uji coba empat hari kerja seminggu di Inggris melibatkan 61 perusahaan yang berpartisipasi dalam uji coba tersebut. Sebanyak 56, atau 92 persen perusahaan, mengatakan mereka akan melanjutkan kerja empat hari seminggu setelah uji coba selesai. Sebanyak 18 perusahaan menegaskan bahwa empat hari kerja dalam seminggu akan menjadi kebijakan permanen.

Uji coba ini diselenggarakan oleh 4 Day Week Global bekerja sama dengan tim peneliti di Boston College, University of Cambridge, dan Autonomy. Kegiatan ini berlangsung dari Juni hingga Desember tahun lalu.

Bukan rahasia lagi bahwa tidur itu penting untuk kesehatan. Tetapi lebih dari sepertiga orang dewasa di Amerika tidak punya waktu tidur 7 jam atau lebih yang direkomendasikan setiap malam, menurut laporan tahun 2016 dari Centers for Disease Control (CDC). Terlalu banyak bekerja mungkin bukan satu-satunya alasan, tetapi CDC menduga itu berperan.

Sebagian besar penelitian tentang hubungan antara kerja dan tidur di AS berfokus pada shift malam yang panjang, yang sering kali dibutuhkan oleh perawat atau pengemudi truk. Tetapi bahkan dengan jam kerja standar 40 jam seminggu, stres pada pekerjaan dapat merembet ke masalah tidur.

Sebuah studi tahun 2007 di Swedia mengaitkan insomnia dengan stres gara-gara tuntutan kerja yang tinggi. Penelitian lebih lanjut pada 2019 memperkuat hubungan tersebut menggunakan data survei kesehatan dari lebih dari 3.700 orang. Sebuah meta-analisis oleh State Farm Insurance pada tahun 2017 menemukan bahwa stres gara-gara beban kerja berdampak pada kualitas dan kuantitas tidur. National Institute for Occupational Safety and Health di AS mencantumkan gangguan tidur sebagai tanda peringatan dini stres kerja.

Tidur yang buruk adalah risiko kesehatan bagi pekerja. Tapi itu juga bisa mempengaruhi pengusaha dengan mengurangi kinerja pekerjaan. Sebuah studi tahun 2010 memperkirakan bahwa kehilangan produktivitas terkait kelelahan menelan biaya US$1.967 per karyawan per tahun. Sebuah studi tahun 2007 menunjukkan bahwa hampir 38 persen karyawan di AS mengalami kelelahan saat bekerja.

Tapi ujicoba kerja hanya empat hari kerja seminggu mendapati bahwa 46 persen karyawan melaporkan tak lagi merasa terlalu lelah ketimbang sebelumnya dan 14 persen merasakan lebih lagi. Dan 4 hari kerja juga baik bagi bisnis.

Perusahaan yang berpartisipasi mengatakan pendapatan mereka naik rata-rata 1,4 persen selama uji coba. Dibandingkan dengan jumlah waktu yang sama selama seminggu kerja normal lima hari di masa lalu, perusahaan yang berpartisipasi mengalami peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 35 persen, menurut hasil uji coba.

Industri pemasaran dan periklanan merupakan sektor terbesar dari perusahaan yang berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan layanan profesional menjadi kelompok terbesar kedua, dan badan amal dan nirlaba menjadi kelompok terbesar ketiga. Enam puluh dua persen karyawan dalam uji coba mengidentifikasi diri sebagai perempuan, 37 persen diidentifikasi sebagai laki-laki, dan 1 persen diidentifikasi dalam kategori “lainnya”.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.