Kalau kamu terbang jarak jauh, maskapai penerbangan biasanya akan menyediakan makanan. Tapi kadang ada saja makanan yang kurang endess alias lezat di lidahmu. Bisa jadi memang masakannya tak enak, atau ada faktor lain.
Nah, baru-baru ini ilmuwan telah meneliti sains di balik makanan yang disajikan di pesawat di ketinggian. Mengapa ada yang enak? Kenapa yang tampaknya enak malah terasa tidak enak?
Pertama-tama, kamu mesti tahu dulu bahwa saat berada di dalam pesawat, dalam kabin bertekanan rendah di ketinggian, terjadi perubahan di dalam diri kita. Ada sebuah penelitian dari Institut Fraunhofer yang dilakukan untuk Lufthansa, seperti ditulis Artemis Aerospace dalam blognya.
Penelitian itu menyebutkan, bagi lidah kita, garam akan terasa kurang asin antara 20 dan 30 persen di ketinggian. Sementara gula akan terasa 15 dan 20 persen kurang manis. Secara keseluruhan hampir 70 per persen indera perasa penumpang akan hilang. Mengapa?
Penyebabnya bisa merupakan kombinasi berbagai faktor. Seperti tingkat desibel dari kebisingan mesin, dan kelembapan yang kurang dari 12 persen, yang menyaingi atmosfer gurun.
Tekanan kabin yang rendah juga menurunkan kadar oksigen darah, yang berarti reseptor penciuman kita, yang memainkan peran penting dalam merasakan aroma, menjadi kurang sensitif. Indra penciuman kita ternyata memainkan peranan penting untuk rasa lho.
Artemis Aerospace menjelaskan bahwa sekitar 85 persen dari apa yang kita anggap sebagai ‘rasa’ sebenarnya disebabkan oleh indra penciuman kita. Jadi ketika orang mengira makanan maskapai terasa hambar, ini mungkin bukan asumsi yang sepenuhnya benar.
Jadi, makanan yang bisa terasa ‘enak’ di lidah kebanyakan orang yang terbang seperti apa dong?
Dilansir dari Daily Mail, Professor Charles Spence dari Crossmodal Research Laboratory di University of Oxford mengatakan, makanan yang mengedepankan rasa umami itu ideal di ketinggian. Seperti tomat, ikan teri, jamur, keju tua, dan sebagainya. Semua sumber rasa umami yang kaya, cenderung bekerja dengan baik di ketinggian.
“Dan karena oven di pesawat dapat mengeringkan makanan, sebaiknya maskapai menyertakan lebih banyak saus,” kata Profesor Spence.
Maskapai Jerman Lufthansa menyatakan bahwa semua jenis semur dan kari akan nikmat di dalam kondisi tekanan rendah. Sebab rempah-rempah seperti jahe, jinten, kayu manis, cabai, paprika, kapulaga, dan sebagainya, bisa tetap stabil di bawah tekanan rendah saat sedang dipanaskan kembali. Jadi, tidak perlu menambahkan kadar bumbu dalam resep biasa.
Perusahaan penerbangan swasta VistaJet setuju. Menurut mereka, umumnya semua jenis kari akan tetap terasa enak karena berbahan dasar saus. Sehingga sangat mudah untuk dipanaskan ulang baik di microwave atau oven di dalam pesawat dan rasanya yang kaya rempah, tidak berubah.
Spaghetti, atau pasta pada umumnya, juga enak, terutama jika dipanaskan kembali dengan benar. “Di VistaJet kami memanaskan pasta dalam oven pada suhu 300 derajat dalam kertas timah. Pasta mantaplah. Saus tomat yang enak, umami murni, dicampur dengan mozzarella yang berlemak dalam pasta, menciptakan hidangan yang hangat dan menyenangkan untuk dinikmati di penerbangan apa pun,” kata maskapai itu.
Untuk minuman, ‘Bloody Mary’ akan terasa nikmat karena punya ‘rasa umami’. Begitu juga wine dari dataran tinggi. Disarankan wine yang dibuat pada tekanan atmosfer yang sama, setara dengan 5-6.000 kaki di atas permukaan laut, seperti yang ditemukan di kabin maskapai pada umumnya.
Sedangkan makanan dan minuman yang tidak disarankan antara lain keju Parmesan karena bakal punya aroma seperti kaus kaki yang berkeringat.
Lufthansa juga tidak menyarankan risotto berbasis beras karena makanan ini akan menjadi kering dan lengket saat dipanaskan kembali. Namun mengganti nasi dengan alternatif seperti jelai akan membuat hidangan ini cocok untuk katering penerbangan.
Kembang kol juga tidak disarankan karena memiliki bau yang menyengat. Untuk sayuran, memang perlu hati-hati. Menurut Lufthansa, kubis Brussel, kembang kol dan sauerkraut, jangan banyak-banyak karena akan mengeluarkan bau tak sedap. Sayuran ini juga lebih sulit dicerna daripada sayuran lain.
VistaJet menambahkan tiram dan dada bebek. Tiram dihindari dengan alasan kesehatan dan keselamatan. Sebagai gantinya, sushi atau sashimi yang ringan dan sehat layak dipertimbangkan. Bumbu yang bersahaja dan kuat akan terasa nikmat di ketinggian.
Dada bebek dengan saus prem adalah makanan klasik, tetapi sulit memberikan rasa dan rasa yang enak di ketinggian. Sebab dada bebek menjadi kering, kulit kehilangan kekenyalannya, dan terasa basi.
Be First to Comment