Press "Enter" to skip to content
Alat berburu dari kayu temuan tahun 1994 di Schöningen, Jerman. (Foto: Volker Minkus/Daily Mail/Screenshot)

Soal Bikin Alat Kayu, Manusia Purba Ternyata Lebih Jago Dari Dugaan Awal

Penelitian mendapati bahwa nenek moyang kita adalah ahli dalam membuat alat kayu dan menciptakan alat-alat untuk keperluan pribadi. Temuan ini tergambarkan dari penelitian terhadap tongkat kayu yang ditajamkan di kedua ujungnya, yang diperkirakan dipakai untuk berburu hewan pada sekitar 300 ribu tahun yang lalu.

Tongkat itu dipakai untuk membunuh buruan pada jarak efektif sekitar 30 meter. Tapi penggunaannya bukan seperti tombak, melainkan seperti bumerang. Tongkat yang diekskavasi di Jerman pada 30 tahun lalu, itu ujung-ujungnya dikerok dan dihaluskan sebelum digunakan untuk berburu.

Temuan ini menunjukkan bahwa cara atau teknik manusia purba dalam membuat alat kayu ternyata lebih maju daripada yang dipahami sebelumnya. Dan cara penggunaan tongkat lempar sebagai alat berburu bisa jadi digunakan oleh banyak orang, termasuk anak-anak.

Tongkat berujung ganda sepanjang 77cm itu adalah satu dari sejumlah alat yang ditemukan pada 1994 di Schöningen, yang meliputi tombak lempar, tusukan tombak, dan tongkat lempar berukuran sama kedua. Temuan arkeologis ini kemudian dianalisis oleh tim dari University of Reading. Temuan mereka diterbitkan di jurnal Plos One.

Tim menyimpulkan, tongkat itu sangat mungkin digunakan oleh manusia purba untuk berburu hewan berukuran sedang seperti rusa merah dan rusa roe. Mungkin juga digunakan untuk berburu mangsa kecil dan cepat termasuk kelinci dan burung yang sulit ditangkap.

Tongkat lempar akan dilemparkan secara berputar – mirip dengan bumerang – bukan di atas kepala seperti lembing modern. Dengan cara ini, tongkat ini bisa dilempar sejauh 30 meter. Meski ringan, namun dalam kecepatan tinggi, tongkat ini bisa memberikan dampak energi tinggi yang mematikan.

Permukaan yang halus, titik-titik yang dibentuk dengan hati-hati, dan polesan menunjukkan bahwa alat ini adalah perangkat pribadi dengan penggunaan berulang, ketimbang alat random yang dibuat dengan cepat lalu dibuang sembarangan.

Dr Annemieke Milks, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan: ‘Penemuan alat-alat kayu telah merevolusi pemahaman kita tentang perilaku manusia purba. “Dan mereka menunjukkan kemampuan untuk merencanakan dengan baik sebelumnya, pengetahuan yang kuat tentang sifat-sifat kayu, dan banyak keterampilan pengerjaan kayu canggih yang masih kita gunakan sampai sekarang,” ucap Milks.

Rekan penulis Dirk Leder menambahkan: ‘Manusia Schöningen menggunakan cabang pohon cemara untuk membuat alat aerodinamis dan ergonomis ini. “Pengerjaan kayu melibatkan beberapa langkah termasuk memotong dan mengupas kulit kayu, mengukirnya menjadi bentuk aerodinamis, mengikis lebih banyak permukaan, membumbui kayu untuk menghindari retak dan bengkok, dan mengampelasnya agar lebih mudah ditangani,” katanya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.