Kalau kamu suka berpetualangan di alam bebas, salah satu alat survival yang wajib kamu bawa adalah sesuatu yang bisa digunakan untuk menyalakan api. Bisa itu korek api, atau kalau mau disebut sebagai petualang sejati, membawa batu api dan baja. Tapi mengapa menggesek atau memukul batu api ke baja bisa memercikkan dan menyalakan api?
Dilansir dari Live Science, kamu perlu tahu bahwa semua bentuk atau cara menyalakan api punya tujuan yang sama, yaitu menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan sumber bahan bakar. Ketika digosok bersama, batu api dan baja dapat menghasilkan panas dengan cepat karena cara besi dalam baja bereaksi dengan udara di sekitarnya. Setiap gesekan akan menyulut bahan bakar butana di dalam baja dan menghasilkan nyala atau percikan api.
Tapi kita perlu tahu dulu soal kimia oksidasi. Oksidasi adalah ketika suatu elemen atau senyawa kimia bergabung dengan oksigen lalu mengubah sifatnya. Ketika proses ini terjadi pada besi, proses ini dikenal sebagai perkaratan. Menggunakan batu api dan baja untuk menyalakan api memanfaatkan efek samping oksidasi, yaitu panas.
Manusia purba membuat peralatan dari batu api karena batu ini dapat dibentuk menjadi mata panah dan pisau tajam. Batu api jauh lebih keras daripada baja, sehingga memukul keduanya bersama-sama akan mengikis sedikit demi sedikit kandungan besi dari baja.
Besi sangat mudah teroksidasi saat terkena udara, tetapi prosesnya biasanya berlangsung sangat lambat. Sebagai contoh, sebuah mobil yang terbengkalai atau peralatan pertanian yang ditinggalkan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi berkarat.
Namun, partikel besi kecil dari baja ini teroksidasi dalam waktu sepersekian detik, meskipun tidak terlihat berkarat secara kasat mata. Hal ini menciptakan percikan api yang sangat panas.
Proses oksidasi bisa terjadi begitu cepat karena potongan-potongan besi memiliki luas permukaan yang jauh lebih besar daripada bongkahan besi yang besar. Kuncinya terletak pada ratio permukaan-ke-volume. Volume pada dasarnya nol, tapi ada banyak area permukaan.
Jadi ketika sepotong besi kecil digesek, banyak atom besi yang tiba-tiba terpapar ke udara dan dapat teroksidasi sekaligus. Reaksi kimia dengan cepat menghasilkan sejumlah besar energi sebagai panas. Dan jika cukup banyak serutan besi yang panas membara ini jatuh ke tumpukan daun atau ranting kering, mereka dapat menyulut kayu bakar dan menyalakan api.
Teknologi penyalaan api lainnya sebenarnya menggunakan prinsip yang sama. Pemantik api magnesium mengambil keuntungan dari fakta bahwa magnesium bisa terbakar dengan sangat panas. Jadi, dengan mengikis serutan magnesium ke dalam tumpukan bara api dan kemudian menghasilkan percikan api dengan menggoreskan batang yang mengandung besi di atasnya, api dengan cepat menyala.
Korek api menggunakan serangkaian reaksi kimia yang sama sekali berbeda, namun memiliki tujuan yang sama: menghasilkan banyak panas dengan cepat untuk menyalakan sumber bahan bakar.
Be First to Comment