Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi cyber security (Foto: Werner Moser/Pixabay

Bahaya! Serangan Siber di Indonesia Meningkat 6 Kali Lipat

Laporan Keamanan Siber di Indonesia Semester 1 Tahun 2024 yang dikeluarkan oleh AwanPintar.id® mendapati bahwa serangan siber ke Indonesia meningkat 6 kali lipat. Pada semester 1 tahun 2023 yang terjadi adalah 347.172.666 serangan siber, sementara itu semester 1 tahun 2024 terjadi 2.499.486.085 serangan.

Bahkan jika semester 1 dan 2 tahun 2024 digabungkan yakni 1.032.945.167 serangan, angka tersebut masih jauh di bawahnya. Fenomena serangan siber ini juga menjadi gambaran dengan munculnya berbagai insiden-insiden siber di tanah air yang datang bertubi-tubi dan melanda berbagai sektor serta infrastruktur penting.

Founder AwanPintar.id® Yudhi Kukuh mengatakan: “Serangan di ruang siber merupakan konsekuensi logis dari berkembangnya era teknologi informasi. Identifikasi bentuk serangan siber dapat terlihat pada hal-hal seperti kriminalitas siber, botnets, serangan terhadap institusi finansial, penyebaran malware multi fungsi, aktivitas siber yang disponsori oleh negara, dan aktivitas hacking. Berbagai jenis serangan ini menggunakan instrumen ruang siber sebagai saluran utama dalam melaksanakan tindakannya. Dan di ruang yang sama AwanPintar.id® juga hadir menjadi alat monitoring dan pengawasan setiap lalu lintas siber yang keluar dan masuk”.

Serangan siber yang merusak dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat serius dan berpotensi melumpuhkan infrastruktur digital dalam organisasi. Meskipun tingkat ancamannya rendah, otoritas publik dan perusahaan swasta harus terus mengikuti perkembangan lanskap ancaman, mengingat sifat serius serangan siber yang merusak.

Dalam Laporan Keamanan Siber di Indonesia Semester 1 tahun 2024 oleh AwanPintar.id® terdapat juga laporan khusus mengenai serangan dalam negeri. Laporan ini mengulik lebih dalam jenis ancaman apa saja yang masuk dan menembus kota-kota di seluruh Indonesia.

Serangan siber kota adalah konsekuensi globalisasi dan meluasnya penyebaran internet di tanah air, sehingga mendorong munculnya berbagai ancaman siber ke berbagai kota-kota yang ada di bumi nusantara.

Secara umum kota-kota kurang siap dibandingkan perusahaan dalam memitigasi serangan siber, karena terbatasnya sumber daya dan sulitnya bersaing untuk mendapatkan talenta keamanan siber.

Mereka juga semakin bergantung pada teknologi untuk memberikan layanan kota. Hal ini, dikombinasikan dengan sistem komputer yang menua, memperbesar permukaan kerentanan mereka.

Dan penyerang juga menjadi lebih cerdas. Ancaman eksploitasi terus meningkat baik melalui berbagai kerentanan hingga komoditisasi teknik serangan yang sangat canggih yang mudah digunakan oleh peretas yang tidak berpengalaman.

Dari hasil olah data AwanPintar.id® dari daerah yang paling sering diserang terdapat lebih dari 1,4 milyar serangan dalam kota yang masuk. Tren serangan ini akan terus berlanjut di masa mendatang, dan semua tanda menunjukkan adanya peningkatan motivasi finansial, sehingga mendorong penyerang untuk mencoba mengambil keuntungan dari malware berbahaya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.