Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi Hula-Hoop (Foto: Greg kozi/Pixabay)

Memecahkan Misteri Permainan Hula-Hoop

Siapa yang tak mengenal permainan atau mainan Hula-Hoop? Ini adalah salah satu mainan yang paling terkenal. Tapi tak banyak yang tahu mengapa ada orang yang bisa memainkannya, tapi ada pula yang tak bisa memainkannya. Ada penjelasan sains di baliknya.

Dilansir dari Live Science, Hula-Hoop adalah permainan yang mengandalkan semacam cincin besar (bisa dari bahan plastik, rotan, dan sebagainya) yang bisa kamu putar di sekitar tubuh dengan menggerakkan pinggulmu. Gerakan berputar ini mirip dengan tarian Hawaii yang dikenal dengan nama hula, yang menginspirasi nama permainan ini.

Catatan sejarah menunjukkan manusia telah melakukan gerakan memutar seperti Hula-Hoop sejak tahun 500 SM. Olivia Pomerenk, kandidat doktor matematika di New York University, Hula-Hoop muncul lagi dan lagi dalam berbagai budaya sebagai bentuk rekreasi, upacara keagamaan, atau olahraga.

Mengingat sejarah panjang permainan ini, kamu mungkin berpikir bahwa aktivitas ini telah dipelajari begitu rupa, tetapi sebenarnya belum. Pomerenk mengatakan penelitian tentang berputarnya Hula-Hoop umumnya terbatas pada model dua dimensi dari lingkaran yang berputar, ketimbang sistem 3D secara penuh. Dengan demikian, penelitian-penelitian di masa lalu tidak dapat menjawab bagaimana Hula-Hoop tak jatuh.

Dalam sebuah penelitian tahun 2024 yang diterbitkan dalam jurnal PNAS, Pomerenk dan rekan-rekannya memutuskan untuk menyelidiki pertanyaan yang memusingkan ini.

Pomerenk dan rekan-rekannya menciptakan miniatur robot Hula-Hoopers. Mereka mencetak benda-benda plastik 3D dengan tinggi sekitar 17cm dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti silinder, kerucut, dan jam pasir. Kemudian, mereka membuat bentuk-bentuk tersebut berputar dengan motor untuk berputar mengelilingi lingkaran selebar 15cm dan menggunakan software untuk menganalisis rekaman video berkecepatan tinggi dari gerakan yang dihasilkan.

Para peneliti menemukan bahwa putaran lingkaran yang stabil di sekitar robot-robot ini dimungkinkan dengan adanya berbagai gerakan putaran atau badan. Agar putaran yang stabil dapat terjadi, kamu harus memulai dengan melempar lingkaran dengan kecepatan yang cukup pada arah yang sama dengan putaran tubuhmu. Setelah itu, gaya sentrifugal dan gesekan dari putaran dapat menjaga cincin tersebut berputar secara stabil.

Namun demikian, menjaga agar cincin tetap melawan gravitasi untuk waktu yang cukup lama akan lebih sulit. Idealnya, tubuh harus memiliki ‘pinggul’ untuk memberikan sudut yang tepat untuk mendorong simpai, tetapi juga ‘pinggang’ dengan lekukan untuk menahannya di tempatnya. Begitu kata penulis senior studi itu, Leif Ristroph, seorang ahli matematika terapan dan fisikawan eksperimental di New York University.

Temuan ini menunjukkan bahwa orang dengan bentuk tubuh seperti jam pasir adalah pemain Hula-Hoop alami. Namun, “kami berharap tidak ada yang menganggap hasil penelitian kami berarti mereka tidak bisa melakukan hula-hoop karena bentuk tubuh mereka,” kata Ristroph kepada Live Science. “Kami pikir semua orang bisa, dan mungkin bentuk yang berbeda mungkin membutuhkan sedikit usaha ekstra atau strategi yang berbeda dari apa yang kami selidiki dalam eksperimen kami.”

Temuan ini tidak hanya membantu menjelaskan aktivitas yang sudah dikenal seperti Hula-Hoop tapi kurang dipahami. Tapi juga bisa mengarah pada berbagai aplikasi yang terkait dengan aktivitas “mengubah satu jenis gerakan ke jenis lainnya, atau menangguhkan dan memposisikan objek tanpa perlu mencengkeram atau menggenggamnya”.

Sebagai contoh, hanya dengan sedikit gerakan pada tubuh mereka, seorang pemutar Hula-Hoop yang handal bisa mengirim lingkaran terbang dalam orbit yang besar. Hal ini dapat menginspirasi cara-cara baru untuk memanen atau memulihkan energi dari getaran.

Aplikasi lainnya adalah mengendalikan objek tanpa harus memegangnya. Sebagai contoh, penelitian ini menyajikan cara yang relatif sederhana untuk mengontrol posisi vertikal lingkaran yang berputar-putar di sepanjang tubuh tanpa memegangnya.

“Jika Anda dapat mengangkat sesuatu ke atas atau memindahkan sesuatu ke bawah dengan cara yang terkendali tanpa benar-benar memegangnya dalam arti tradisional, ini bisa berguna dalam mencengkeram robot – misalnya, memegang satu atau beberapa barang, atau bahkan mungkin dalam mengangkut barang secara vertikal secara efisien di pabrik atau pengaturan konstruksi,” kata Pomerenk.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.