Neanderthal adalah manusia purba yang terdekat dengan kita manusia. Tentu masih ada perdebatan, apakah ia termasuk genus Homo (Homo neanderthalensis) saja atau merupakan subspesies dari Homo sapiens?
Tampilan Neanderthal, menurut penggambaran para ahli, itu mirip dengan kita. Tapi mereka lebih pendek dengan tulang pipi miring, alis menonjol, dan hidung yang lebar. Mereka sudah menggunakan alat, melakukan penguburan, dan mengontrol api.
Perawakan mereka yang pendek dan kekar membuatnya bisa bertahan pada cuaca dingin. Hidung yang lebar membantu melembabkan dan menghirup udara dingin.
Dilansir dari Live Science, fosil manusia Neanderthal pertama kali ditemukan oleh sekelompok penambang pada 1856 di Lembah Neander di dekat Dusseldorf, Jerman. Terdiri dari 16 tulang, termasuk sebuah tengkorak. Penambang memberikan tulang itu kepada guru lokal bernama Johan Karl Fuhlrott. Dari sana, tulang itu sampai ke tangan ilmuwan.
Ilmuwan kemudian menyatakan bahwa pemilik tulang itu adalah kerabat manusia. Kemudian di lembah itu ditemukan 400 tulang lain.
Manusia Neanderthal hidup selama zaman es. Mereka tinggal di gua-gua kapur di Eurasia dan fosilnya banyak ditemukan di gua. Itulah sebabnya, mereka juga kerap disebut “Manusia Gua”. Sebagaimana manusia lain, manusia Neanderthal berasal dari Afrika kemudian bermigrasi ke Eurasia.
Mereka tinggal di sekitar Eurasia, dari utara ke barat di Inggris, sebagian Timur Tengah, sampai ke Uzbekistan. Populasinya diperkirakan 70 ribu. Tapi ada ilmuwan yang memperkirakan hanya 3.500 berjenis kelamin perempuan.
Otak mereka bertumbuh lebih lambat ketimbang manusia dan menjadi lebih besar. Berdasarkan riset yang diterbitkan di jurnal Science pada September 2017, pertumbuhan otak Neanderthal lebih lambat ketimbang manusia modern. Belum diketahui apakah mereka sudah punya bahasa khusus untuk berkomunikasi.
Yang jelas, manusia ini sudah memberi perlakukan khusus kepada kaumnya yang sakit. Mereka juga sudah menguburkan yang meninggal. Mereka sudah memakai alat batu, bahkan mengembangkan lem khusus untuk menempelkan serpihan batu ke batang kayu untuk menciptakan tombak berburu.
Kaum Neanderthal juga disebut sudah bisa mengontrol api. Bahkan ada teori yang mengatakan mereka bisa membuat perahu dan berlayar di Laut Tengah. Mereka juga karnivora dan ada juga bukti bahwa mereka melakukan kanibalisme karena iklim yang berat. Tapi mereka juga disebut bisa memasak sayuran.
Salah satu teori yang ramai diperdebatkan akhir-akhir ini adalah benarkah Neanderthal kawin dengan spesies manusia yang lain? Apalagi pada sebuah studi yang dilakukan pada 2010 dan dimuat di majalah Science, dinyatakan bahwa DNA pada Neanderthal itu 99,7 persen identik dengan DNA manusia modern.
Sebuah penelitian bernama Neanderthal Genome Project menemukan bahwa 2,5 persen manusia non-Afrika memiliki DNA Neanderthal. Sedang rata-rata orang Afrika tidak memiliki DNA itu. Diperkirakan Neanderthal dan manusia lain berhubungan pada 37.000 tahun lalu, setelah mereka keluar dari Afrika.
Penelitian teranyar yang dipublikasikan pada Oktober 2017 di American Journal of Human Genetics, mendapati bahwa genom manusia modern yang tidak berasal dari Afrika, mengandung antara 1,8 dan 2,6 persen DNA Neanderthal.
Tapi sebuah studi pada 2012 meragukan teori percampuran itu. Dari metode radiocarbong dating diketahui bahwa tulang Neanderthal berusia lebih dari 50.000 tahun. Manusia modern belum ada di lokasi tempat Neanderthal hidup sampai 42.000 tahun lalu.
Apabila ada kesamaan genom, diperkirakan itu terjadi lantaran Neanderthal dan manusia modern memiliki nenek moyang yang sama di Afrika.
Bagaimana Neanderthal punah dan manusia modern bisa bertahan sampai sekarang? Ilmuwan masih mencari tahu jawabannya. Ada yang menyalahkan perubahan iklim. Ada juga yang menyebutkan soal defisiensi makanan. Ada juga yang bilang, manusia modern membunuh Neanderthal.
Be First to Comment