Tulang itu hanya sepotong tulang jari tengah. Tapi tulang yang ditemukan di situs Al Wusta di Gurun Nefud, Arab Saudi, itu diduga bisa mengubah catatan sejarah manusia. Kok bisa?
Rupanya, berdasarkan upaya penghitungan umur tulang itu didapati bahwa tulang itu berusia 80.000 tahun. Kalau benar usianya dan kalau benar itu tulang manusia, itu akan menjadi pengetahuan baru mengenai migrasi manusia pada masa lalu.
Kalau betul itu tulang manusia, maka itu adalah tulang manusia tertua pertama yang ditemukan di luar Afrika dan Levant, sebuah kawasan kuno yang meliputi Israel, Suriah, Lebanon, dan Yordania kini.
Tulang itu ditemukan oleh Iyad Zalmout, seorang ilmuwan di Saudi Geological Survey. Dia terlibat dalam penggalian di situs Al Wusta, yang merupakan bekas danau air tawar purba. Di situs itu sebelumnya ditemukan jejak tulang hewan dan alat-alat batu, yang menandakan adanya aktivitas manusia di sana. Di situs itulah Zalmout tak sengaja menemukan tulang itu.
Temuannya menarik perhatian Huw Groucutt dari Universitas Oxford dan Michael Petraglia dari Max Planck Institute for the Science of Human History, yang memimpin penggalian. Groucutt dan Petraglia kemudian menganalisis tulang tersebut, membandingkannya dengan tulang Neanderthal dan manusia purba lain. Tulang itu kemudian dibawa ke Universitas Cambridge dan dipindai dengan pemindai 3D, dibandingkan dengan tulang berbagai macam manusia purba dan primata bukan manusia.
Ketiga peneliti kemudian menyimpulkan, tulang jari itu milik Homo sapiens. Tulang itu lalu dikirim ke Australian National University di Canberra untuk diukur usianya. Dengan beberapa teknik pengukuran usia, diketahui bahwa tulang itu berusia 88.000 tahun. Penelitian mereka diterbitkan di jurnal Nature Ecology & Evolution.
Kalau benar begitu, maka tulang jari itu menjadi tulang Homo sapiens tertua yang ditemukan di luar Afrika dan Levant. Ini membuat perubahan mengenai kapan manusia modern bermigrasi dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Sebelumnya diperkirakan manusia purba bermigrasi dari Afrika pada 50.000-70.000 tahun lalu. Mereka bergerak di pesisir. Namun temuan baru di Arab Saudi mengindikasikan, manusia bermigrasi dari Afrika lebih awal lagi.
“Temuan ini mendukung model not a single rapid dispersal, tapi skenario migrasinya lebih rumit lagi,” tutur Petraglia, seperti dilansir Gizmodo. “Dikombinasikan dengan temuan lain beberapa tahun terakhir, terindikasi bahwa manusia bergerak keluar dari Afrika beberapa kali melalui banyak jendela kemungkinan pada 100.000 tahun terakhir.”
Tapi tak semua ahli sepakat bahwa tulang itu milik Homo sapiens. Contohnya Katerina Harvati, paleontolog dari Senckenberg Center for Human Evolution and Paleoenvironment. Dia mengatakan, tulang jari itu kurang informatif. Dia berharap ada bukti lain yang bisa mengkonfirmasi kesimpulan Zalmout dkk.
Antropolog dari Universitas Binghamton, Rolf Quam, mengatakan tanpa DNA kuno, masih diragukan apakah tulang itu milik Homo sapiens.
Be First to Comment