Di Pulau Paskah atau disebut juga Rapa Nui, ditemukan banyak sekali arca dengan ukuran yang mencengangkan. Mereka disebut juga moai. Ada yang tingginya sampai 10 meter dan bobotnya mencapai 74 metrik ton. Tapi yang menarik juga, sejumlah arca memakai batu merah bundar yang disebut pukao, seperti topi. Dipahat terpisah dari arcanya dan bahannya menggunakan material batu yang berbeda.
Ilmuwan baru-baru ini mendapatkan jawaban bagaimana cara ‘topi batu’ raksasa itu bisa sampai ke kepala arca-arca tersebut. Mereka menuliskan temuannya di Journal of Archaeological Science edisi 31 Mei lalu.
Rapa Nui, seperti dilansir Live Science, adalah pulau di Samudera Pasifik, sejauh 3.700 km di timur Chile. Pulau itu dihuni manusia pada 800 tahun lalu dan mereka memahat sekitar 1.000 arca raksasa. Arca-arca itu digelindingkan dengan bantuan tali dari tempat pembuatan ke tempatnya berdiri sekarang.
Penelitian sebelumnya menyatakan, pukao diduga adalah gaya rambut orang Rapa Nui. Tapi waktu itu belum diketahui bagaimana pukao sampai di kepala mereka.
Pada studi baru itu, ilmuwan memotret dan secara digital membuat model 50 pukao, sebagian masih ada di kepala arca, sebagian lagi berada di permukaan tanah. Serta 13 pukao yang belum selesai.
Mereka mendapati, pukao yang paling besar memiliki bobot 13 ton dan diameternya 2 meter. Pukao yang tercecer di pulau lebih besar ketimbang yang ada di kepala arca. Disimpulkan, pukao yang belum selesai digelindingkan ke lokasi arca dan dipahat di sana.
Untuk menaikkan ke kepala arca, orang Rapa Nui menumpuk tanah di depan arca sampai menghasilkan jalan landai ke arah kepala arca yang diposisikan agak condong ke depan. Orang-orang akan menarik pukao ke atas kepala arca dengan proses yang disebut parbuckling, yang sering dipakai untuk menangani kapal terbalik.
Caranya, pekerja akan memakai tali yang panjang, salah satu ujung diikat di puncak tanjakan. Lalu melilitkan tali ke pukao dan menarik ujung satu lagi ke arah atas. Bahkan pukao terbesar bisa dipindahkan dengan cara ini oleh 15 atau lebih sedikit pekerja. Teknik itu juga akan menstabilkan batu dan mencegahnya bergulir kembali.
Be First to Comment