Press "Enter" to skip to content

ITB Bikin Aplikasi Pendeteksi Badai Pasir di Arab Saudi

Badai di gurun pasir, seperti di Arab Saudi, sulit dideteksi. Begitu melanda, kerugian material dan jiwa akan cukup besar. Untungnya Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses membuat aplikasi baru untuk mendeteksi badai di Arab Saudi.

Dalam festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi belum lama ini, tim dari ITB mengirimkan jagoannya, aplikasi bernama Hidrometeorological Hazard Early Warning System (H-HEWS) yang memiliki fungsi dapat mendeteksi badai di Arab Saudi, hasil karya dosen ITB Dr. Armi Susandi.

Sistem H-HEWS dapat memberikan informasi prediksi badai pasir, gelombang panas, hujan lebat dan cuaca ekstrem lainnya dengan tingkat keakuratan mencapai 85 persen. Hal itu menarik perhatian pengunjung dan pemerintah Arab Saudi.

“Sistem tersebut bisa memprediksi tiga hari ke depan per tiga jam,” kata Dr. Armi, seperti dilansir dari Ristekdikti.go.id.

Fitur utama dalam sistem tersebut adalah memprediksi temperatur, curah hujan, arah dan kecepatan angin, kelembaban, dan tekanan udara. Serta fitur warning bencana untuk potensi bencana badai pasir, angin kencang, gelombang panas, dan hujan lebat. Nilai plus dari sistem yang dibuat adalah aplikasi itu sudah memakai bahasa Arab. Sehingga memudahkan orang Arab untuk menggunakannya.

Aplikasi tersebut dapat memprediksi badai dengan menggunakan satelit. Namun nanti akan dikombinasikan dengan data lapangan setelah kerjasama terjalin. Aplikasi tersebut memiliki tingkat keakurat sangat baik karena daerah Arab Saudi tidak banyak memiliki gunung dan lembah.

“Prediksi di wilayah padang pasir itu lebih gampang daripada di wilayah kepulauan. Bahkan alatnya itu pun bisa dikembangkan dengan sampai akurasi perkilometer. Namun perlu server yang lebih besar. Tergantung nanti permintaan dari Arab Saudi,” ucap Dr. Amri.

Aplikasi tersebut dibuat oleh Dr. Armi bersama tim. Saat ini baru bisa dioperasikan lewat website (komputer). Pengembangan selanjutnya akan dibuat aplikasi khusus yang bisa digunakan di sistem operasi Android dan iOS. Melalui aplikasi tersebut, ITB membuka peluang kerjasama dengan Arab Saudi dalam penerapan pengaplikasiannya.

Saat ini aplikasi tersebut sedang dalam proses paten HAKI. Meskipun yang dipamerkan masih berupa prototipe, namun menurut Dr. Armi, sudah berfungsi 80 persen. Bahkan saat pameran, sudah diujicoba langsung. “Sistem ini dirancang untuk digabung dengan data lainnya. Misalnya data kependudukan, data rumah sakit, data sungai, data rumah, jalan, dan lain-lain. Ini produk ITB dan kita membangunnya hanya dua minggu sebelum festival ini,” katanya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.