Salah satu bentuk lahan yang dipilih manusia prasejarah sebagai lokasi pemukiman adalah danau, karena memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat diandalkan untuk menopang kehidupan sehari-hari. Lokasi pemukiman yang dipilih dekat sumber air, karena air merupakan keperluan pokok makluk hidup termasuk flora dan fauna. Pemilihan lokasi pemukiman dekat sumber mata air yang memiliki flora dan fauna telah dipertimbangkan sebelumnya agar kebutuhan hidup terpenuhi dari lingkungan sekitar danau.
Bukit Yomokho berada di wilayah Kampung Asei berjarak kurang lebih 200 meter sebelah barat dari lokasi Festival Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Lokasi Bukit Yomokho yang dekat dengan danau, sungai dan hutan sagu menjadikan bukit ini dipilih sebagai lokasi pemukiman. Selain itu karena faktor keamanan juga menjadi pertimbangan Bukit Yomokho dipilih sebagai tempat hunian, pada masa lalu sering terjadi perang antar kelompok, sehingga mereka memilih lokasi yang tinggi sebagai pemukiman, hal ini juga bernilai strategis dalam memantau musuh.
Kondisi Situs Yomokho berupa bukit dengan topografi miring, maka manusia pendukung Situs Yomokho dalam menentukan lokasi tempat tinggal, tentunya memiliki pertimbangan sendiri, yaitu dengan melihat kondisi permukaan bukit dan jenis tanah. Hasil ekskavasi menunjukkan bahwa temuan arkeologi banyak ditemukan di lapisan tanah warna hitam yang tebal.
Hasil penelitian arkeologi di situs Yomokho yaitu fragmen gerabah hias maupun polos, manik-manik, cangkang moluska laut maupun moluska danau, arang, tulang binatang, dan tulang manusia. Temuan-temuan arkeologi tersebut dapat memberi gambaran tentang perilaku dan pemanfaatan situs oleh manusia pendukungnya sebagai hunian masa awal sejarah. Hal ini didukung pula oleh keadaan lingkungan sekitar situs seperti danau dan hutan sagu sebagai sumber memperoleh makanan.
Kontributor: Hari Suroto
Be First to Comment