Pada akhir tahun 2017 ada pemandangan tidak biasa di Biak, sebuah pulau kecil di sebelah utara pesisir Papua. Dua pesawat Bomber Tupolev TU-95 MS Angkatan Udara Rusia mendarat di Bandara Internasional Frans Kaisiepo. Pesawat ini merupakan bagian dari misi latihan navigasi jarak jauh Angkatan Udara Rusia.
Pesawat Tupolev TU-95 merupakan jenis pesawat pengebom strategis bermesin empat turboprop Kuznetsov NK-12 M. Pesawat ini memiliki panjang 46, 2 m dan lebar sayap 50, 10 m.
Dikutip dari Russia Beyond, pesawat ini dikenal sebagai “Beruang Rusia”, gemuruh mesinnya seolah-olah berubah menjadi geraman beruang. Bear sungguh berisik dan sangat mudah dideteksi lawan. Bahkan raungan mesin turbopropnya yang keras bisa didengar oleh kapal selam di dalam laut.
Pesawat ini mampu terbang sejauh 7000 km dengan kecepatan maksimum 920 km per jam, sekali terbang menghabiskan 20 ton bahan bakar.
Tu-95 merupakan pesawat baling-baling tercepat di dunia dan merupakan satu-satunya pesawat pengebom bermesin turboprop dengan platform rudal.
Tu-95 adalah bomber yang sudah sangat tua, dirancang oleh Andrei Tupolev, pertama kali diterbangkan pada 1952, oleh Angkatan Udara Rusia akan diterbangkan sampai setidaknya 2040.
Pesawat ini paling ditakuti Amerika Serikat beserta sekutunya karena pesawat ini merupakan pengangkut bom nuklir seberat 27 ton. Untuk menyaingi pesawat ini, Amerika Serikat menciptakan pesawat pengebom strategis Boeing B-52.
Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari
Be First to Comment