Lukisan bumerang berwarna merah ditemukan di situs prasejarah tebing karst Afofo, Kampung Darembang, Distrik Mbahamdandara, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Lukisan bumerang ini terdapat pada ceruk dengan lebar 2 hingga 4 meter, berada pada ketinggian 3 hingga 5 meter dari permukaan laut.
Penempatan gambar bumerang pada langit-langit ceruk.
Motif bumerang merepresentasikan diaspora maritim antara Pulau Nugini dan Australia.
Keberadaan gambar bumerang pada situs tebing prasejarah di Teluk Berau, Fakfak menunjukkan bahwa telah terjadi penjelajahan dari Papua ke Australia atau sebaliknya, penjelajahan yang terencana dan terkoordinasi.
Perjalanan laut untuk mencapai Australia atau Papua berarti membutuhkan konstruksi perahu, teknologi pelayaran dan navigasi, kemampuan perencanaan, pertukaran informasi dan sumberdaya untuk mendukung perjalanan laut selama berhari-hari.
Manusia prasejarah pada waktu itu berpindah dari satu pulau ke pulau lain dalam jarak dekat.
Sekitar 65.000 hingga 37.000 tahun yang lalu, ketinggian permukaan laut antara Papua dan Australia jauh lebih rendah dibandingkan dengan sekarang, kondisi laut yang dangkal ini memungkinkan manusia dari Australia berpindah ke Papua atau sebaliknya.
Di Australia sendiri, gambar bumerang tertua ditemukan di Situs Arnhem Land, Northern Territory, Australia.
Kawasan Teluk Berau mulai dikenal di Eropa tahun 1940, J. Roder peneliti Universitas Frankfurt, Jerman, mempublikasikan hasil penelitiannya di kawasan Teluk Berau, yang ia beri judul Ergebnisse einer Probegrabung in der Hohle Dudumunir aug Arguni, Mac Cluer Gulf.
Menurut Roder, lukisan berwarna merah dibuat oleh manusia pada masa mesolitik, mereka hidup berburu dan meramu serta hidup berpindah-pindah.
Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari
Be First to Comment