Press "Enter" to skip to content

Asal Mula Pertanian di Papua

Papua terletak di khatulistiwa dengan hutan hujan tropis. Pada masa prasejarah, pembukaan lahan pertanian tidak mudah, hanya dengan mengandalkan alat-alat batu.

Pohon-pohon yang begitu besarnya, dan seringnya hujan membuat pembukaan lahan dengan pembakaran sulit dilakukan. Sehingga pada masa prasejarah, penduduk Papua di dataran rendah mengembangkan sistem pertanian yang efisien.

Tidak perlu keluar banyak tenaga hanya untuk menebang pohon besar dengan alat batu. Mereka lebih mengandalkan penanaman umbi-umbian yang tumbuh merambat dan tidak membutuhkan banyak sinar matahari.

Sedangkan di wilayah dataran tinggi Papua, yang terletak di ketinggian antara 1.300 dan 2.300 meter di atas permukaan air laut, penduduknya juga mengembangkan sistem pertanian yang tidak kalah efisien. Wilayah dataran tinggi jarang dijumpai pohon berukuran besar, dengan cuaca tidak menentu dan intensitas sinar matahari juga terbatas.

Selain itu dataran tinggi yang terletak 1.550 meter dari permukaan laut hanya dapat ditumbuhi oleh jenis-jenis tanaman tertentu saja. Tanaman ini adalah keladi, buah merah (pandanus), pisang Australimusa (jenis pisang asli Papua dengan tangkai buah tegak lurus), umbi rambat, dan tebu.

Jack Golson pada tahun 1972 hingga 1977 melakukan ekskavasi di perkebunan teh Kuk, Lembah Waghi, dataran tinggi Papua Nugini. Ia menemukan bukti langsung adanya pertanian awal sekitar 8000 SM di Papua Nugini berupa tradisi untuk membuat drainase di tanah paya-paya untuk pertanian keladi (Colocasia esculenta).

Situs Kuk merupakan pusat domestikasi tumbuhan independen. Di sini, sebagian areal rawanya dikeringkan dan dijadikan lahan untuk menanam keladi. Keladi yang ditanam di sini diperkirakan merupakan jenis keladi liar yang mengandung sedikit zat tepung, tetapi yang pucuk dan daunnya bisa dimakan.

Berdasarkan analisis polen yang dilakukan oleh Haberle (1991) terhadap sisa serbuk sari tanaman buah merah, yang ditemukan di Kalela, Lembah Baliem, diperkirakan pertanian awal di Papua Indonesia berlangsung 7000 tahun yang lalu.

Hal ini menunjukkan bahwa Papua mengenal pertanian intensif dengan tanaman utama umbi-umbian yaitu keladi sejak 7000 tahun yang lalu, sedangkan untuk wilayah Indonesia bagian barat bukti pertanian intensif diketahui sejak penutur Austronesia datang sekitar 5000 tahun yang lalu dengan mengenalkan tanaman biji-bijian yaitu padi.

Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.