Kebun Raya “Eka Karya” Bali resmi dibuka kembali untuk kunjungan publik pada Rabu, 22 Juli kemarin, setelah pengelola menerima Sertifikat Tatanan Kehidupan Era Baru Bidang Pariwisata Menuju Tabanan Aman dan Produktif yang diserahkan oleh Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, pada Senin (20/7). Meski sudah dibuka untuk umum, pengunjung harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pembukaan kebun raya di Bali ini menjadi pembukaan kebun raya ketiga dari empat kebun raya yang berada di bawah pengelolaan LIPI, yaitu setelah pembukaan Kebun Raya Bogor dan Cibodas. “Pembukaan ini menjadi momentum bagi Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali untuk kembali memberikan layanan eduwisata dengan standar layanan yang lebih baik sesuai dengan protokol Kesehatan,” jelas Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali LIPI, Didit Okta Pribadi di Candikuning, Tabanan, dalam keterangan resmi.
Pembukaan kebun raya ini dimulai dari fase nol, ditandai dengan ketentuan pembatasan kuota pengunjung sebanyak 1.500 orang dalam satu waktu. Untuk dapat melangkah ke fase berikutnya, pelaksanaan fase nol ini ini akan dievaluasi secara bertahap, jika sudah memenuhi standar, baru boleh mengimplementasikan fase selanjutnya dengan penambahan kuota pengunjung. Menurut Didit, ada tiga fase yang harus dilalui hingga mencapai standar pelayanan publik sesuai dengan ketentuan adaptasi kebiasaan baru.
Didit berharap pengunjung dapat mengikuti protokol kunjungan yang berlaku di Kebun Raya “Eka Karya” Bali untuk bersama-sama membantu mencegah penyebaran COVID-19. Selama berkunjung di Kebun Raya Eka Karya Bali, pengunjung diwajibkan untuk memakai masker serta selalu menjaga jarak aman. Kebun raya telah menyediakan fasilitas cuci tangan dengan touchless sanitizer di beberapa titik area kebun, namun disarankan pengunjung untuk selalu membawa hand sanitizer sendiri.
Guna mengurangi kontak fisik, pembelian tiket masuk Kebun Raya Eka Karya Bali dilayani secara online melalui www.kebunraya.id yang langsung terintegrasi dengan smartphone. Penyemprotan disinfektan ke fasilitas publik seperti toilet, kursi taman, dan mobil wisata juga dilakukan dengan frekuensi sesering mungkin. Selain itu, informasi mengenai protokol kunjungan di kawasan Kebun Raya Eka Karya Bali akan dipampang di titik-titik strategis, serta diinformasikan secara berkala kepada pengunjung.
LIPI sendiri berperan aktif dalam pengelolaan dan pembangunan 39 Kebun Raya di 22 provinsi yang mencakup 5 Kebun Raya yang dikelola LIPI (Bogor, Cibodas, Purwodadi, Bali, dan Cibinong Science Center-Botanical Garden), 32 Kebun Raya yang dikelola pemerintah daerah, dan 2 Kebun Raya yang dikelola perguruan tinggi.
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, R. Hendrian menyebutkan Kebun Raya mempunyai koleksi tumbuhan hidup terbesar di Indonesia dengan jumlah koleksi 104.761 spesimen, dari jumlah tersebut 152 tumbuhan masuk dalam kategori terancam punah atau threatened species. Kebun Raya hanya memiliki 22,06 persen jenis tumbuhan yang terancam punah dari total seluruh threatened species di seluruh Indonesia.
Hendrian mengungkapkan, peran konservasi ex-situ di Kebun Raya menjadi sangat penting untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan sehingga akan menekan jumlah yang terancam punah. “Diharapkan ke depan kebun raya juga dapat menjadi salah satu inovasi untuk pengembangan botani secara ex-situ dengan tidak mengesampingkan konservasi secara in-situ,” tutur Hendrian.
Be First to Comment