Kondisi masyarakat Papua pada umumnya masih awam terhadap arkeologi. Apa itu arkeologi? Apa yang dikerjakan arkeologi Itu? Itulah kata yang sering muncul dalam masyarakat kita terutama di Papua ini.
Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hasil tinggalan budaya manusia pada masa lalu. Melalui benda-benda yang ditinggalkan inilah para arkeolog mengungkap serta merekonstruksi budaya, sejarah, teknologi, kehidupan sosial dan lain sebagainya. Namun apakah pengungkapan ini hanya untuk kepentingan arkeologi saja? Tentu saja tidak! Hasil penelitian yang diungkap oleh arkeolog ini tidak ada gunanya apabila tidak dipublikasikan kepada masyarakat.
Sebagai institusi yang bergerak dalam bidang penelitian, Balai Arkeologi Papua juga memiliki kewajiban untuk memasyarakatkan hasil penelitian arkeologi. Hal ini juga tertuang dalam ketiga tugas dan fungsi Balai Arkeologi (Balar), yaitu memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian arkeologi. Berkaitan dengan memasyarakatkan arkeologi ini, Balai Arkeologi Papua telah melakukan beberapa hal di antaranya melalui buku-buku Jurnal Papua, melalui portal resmi, perpustakaan, pameran-pameran dan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat.
Selaras dengan semangat Balai Arkeologi Papua untuk memasyarakatkan arkeologi ini, Balar melaksanakan kegiatan Pameran Arkeologi Menuju Era New Normal, di Saga Mall, Abepura, Kota Jayapura. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari pada pertengahan Agustus yang lalu, bertempat di Hall Saga Mall, Abepura, Kota Jayapura. Kegiatan pameran ini dirancang untuk mengenalkan hasil-hasil penelitian arkeologi dari seluruh Papua, terutama dari hasil penelitian terbaru Balar Papua. Adapun sasaran dari pameran ini adalah masyarakat umum Kota Jayapura serta pengunjung Saga Mall dari berbagai macam latar belakang dan tanpa batasan umur.
Baca juga: Gegara COVID-19, Bahkan Situs Arkeologi Pun Perlu Disemprot Disinfektan
Ada yang berbeda dalam kegiatan pameran kali ini, yaitu waktu pameran yang masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Untuk itu sistem dan tekniknya disesuaikan untuk mencegah penularan COVID-19, mulai dari pengunjung memasuki area pameran diwajibkan menggunakan masker dan hand sanitizer. Teknik jaga jarak juga diterapkan dalam area pameran dengan memberikan batasan jarak aman antar pengunjung pameran.
Selain itu penggunaan teknik scan barcode atau kode batang juga digunakan untuk buku tamu, tanda terima buku, dan semua informasi artefak. Hal ini diharapkan mampu mengurangi droplet kontak langsung antara pengunjung dan pemandu. Selain itu pengunjung juga mendapatkan merchandise yang di dalamnya juga terdapat paket kesehatan seperti masker dan hand sanitizer.
Kegiatan pameran arkeologi ini diharapkan mampu memberikan informasi kearkeologian kepada masyarakat umum terkait dengan tinggalan budaya yang ada di Papua, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Melalui kegiatan ini pula diharapkan masyarakat lebih tertarik akan budaya nenek moyangnya dan memunculkan semangat untuk belajar, menjaga dan melestarikan warisan kebudayaan yang ada.
Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram @surotohari
Be First to Comment