Festival Danau Sentani adalah festival tahunan yang ikonik di Papua. Acara ini akan kembali digelar pada 19 – 23 Juni 2021 di Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
Untuk mendukung penyelenggaraan festival ini, para pelaku usaha kecil menengah (UKM) telah bersiap-siap dengan produk hasil kerajinan mereka. Hal ini terlihat dari para pengrajin gerabah tradisional di Kampung Abar dan pelukis kulit kayu di Pulau Asei.
Naftali Felle ketua kelompok pengrajin gerabah Titian Hidup Kampung Abar mengatakan mama-mama pengrajin gerabah di Kampung Abar membuat gerabah dalam berbagai jenis, terutama gerabah yang dikhususkan untuk souvenir.
“Gerabah yang mama-mama pengrajin buat selama ini berdasarkan pesanan, biasanya untuk memasak papeda, namun untuk FDS ini, kami para pengrajin membuat gerabah untuk souvenir, selain itu juga gerabah untuk memasak papeda, tapi berukuran kecil, biar bisa dibawa pakai pesawat ke Jakarta,” tutur Naftali, kepada Portal Sains.
Sementara itu Corry Ohee, pelukis kulit kayu Asei mengatakan, “kami para pelukis kulit kayu Asei telah menyiapkan produk yang akan dipasarkan dalam FDS Juni nanti. Selain membuat lukisan yang sudah dikenal selama ini, kami juga membuat souvenir yang bisa dipakai untuk pembatas buku. Souvenir ini berupa lukisan kulit kayu motif lambang Kabupaten Jayapura atau logo PON. Selain itu kami juga membuat dompet, tas, topi berbahan kulit kayu.”
Naftali Felle dan Corry Ohee juga mengungkapkan bahwa Abar dan Asei merupakan kampung yang telah ditetapkan sebagai kampung wisata, sehingga selain produk kerajinan yang telah disiapkan, juga kebersihan dan keindahan kampung akan tetap perhatikan. “Biasanya para pengunjung FDS juga berkunjung ke kampung kami”, tambah Naftali.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura, Parson Horota mengatakan pihaknya akan melibatkan para pelaku UKM di Kabupaten Jayapura dalam Festival Danau Sentani.
Para pelaku UKM baik itu kuliner tradisional atau kerajinan khas Sentani akan disiapkan ruang untuk memasarkan produk mereka. Hal ini juga untuk mengukur kesiapan para pelaku UKM ini saat penyelenggaraan PON Papua Oktober 2021.
Penulis: Hari Suroto, arkeolog, tinggal di Papua (Bisa dihubungi di Instagram @surotohari)
Be First to Comment