Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi bumi dan matahari (Foto: Arek Socha/Pixabay)

Mengenal Equinox, Bikin Siang Makin Panas di Khatulistiwa

Dalam astronomi kita mengenal equinox, fenomena alam yang terjadi dua kali setahun, dengan siang dan malam hampir sama panjangnya di belahan bumi selatan dan utara. Pada tahun ini, equinox akan jatuh pada 20 Maret dan pada musim gugur akan terjadi pada 23 September.

Sebenarnya apa itu equinox?

Nama fenomena ini berasal dari kata Latin “aequus” (sama) dan “nox” (malam).

Bumi mengorbit matahari, dengan kemiringan sekitar 23,5 derajat. Ini berarti bahwa bagian yang berbeda dari planet kita menerima lebih banyak atau lebih sedikit radiasi matahari pada waktu yang berbeda dalam setahun, tergantung pada posisi planet kita dalam orbitnya.

Di seluruh dunia, matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Namun, matahari juga tampak bergerak ke utara selama setengah tahun dan ke selatan selama setengah tahun lainnya, tergantung di mana Anda berada.

Sekitar bulan Juli, belahan bumi utara mengalami periode siang hari yang lebih lama sementara belahan bumi selatan mengalami periode siang hari yang lebih pendek. Dan, sekitar bulan Desember, kebalikannya, dengan lebih banyak siang hari di belahan bumi selatan dan lebih sedikit di belahan bumi utara.

Tetapi dua kali setahun – yakni pada bulan Maret dan September – kemiringan planet kita akan sejajar terhadap orbitnya mengelilingi matahari, dan Bumi tampaknya tidak miring terhadap matahari. Itulah equinox.

Equinox menandai awal musim semi atau musim gugur secara astronomis, tergantung pada belahan bumi. Sedangan secara meteorologis, awal musim ini masing-masing pada 1 Maret dan 1 September.

Di belahan bumi utara, equinox pada bulan Maret menandai awal musim semi. Pada saat yang sama, belahan bumi selatan bergeser ke musim gugur. Kebalikannya terjadi pada bulan September, ketika bagian utara planet ini memasuki musim gugur yang lebih dingin dan bagian selatan memasuki musim semi.

Equinox ternyata tidak hanya terjadi di Bumi. Setiap planet di tata surya mengalami equinox ketika orbit dan kemiringan planet terhadap matahari mengakibatkan kedua belahan menerima jumlah cahaya yang kira-kira sama.

Lantas apa dampak equinox di kawasan khatulistiwa, khususnya Indonesia?

Wilayah Indonesia berada di koordinat 90º hingga 141º bujur timur dan 64º lintang utara hingga 11º lintang selatan. Dengan demikian, Indonesia dilewati garis ekuator atau khatulistiwa.

Fenomena equinox akan membuat intensitas sinar Matahari menjadi lebih besar ketika tengah hari. Dengan demikian suhu di sekitar kita pada siang hari akan sedikit meningkat.

Fenomena ini bisa dirasakan di kota-kota yang tepat berada garis khatulistiwa, yaitu Kota Bonjol di Sumatera Barat, Kepulauan Batu di Sumatera Utara, Kota Pontianak di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi, Pulau Halmahera dan Pulai Waigeo di Papua Barat.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.