Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi penyaliban (Foto: congerdesign/Pixabay)

Bukti Kejamnya Penyaliban di Zaman Romawi

Pada Jumat Agung dan Paskah, umat Kristen di seluruh dunia memperingati penderitaan, penyaliban, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.

Penyaliban adalah hukuman yang kejam dan keji dan sudah banyak catatan sejarah mengenai hukuman ini. Tapi bukti-bukti arkeologis mengenai penyaliban di era Romawi memang sangat minim.

Dilansir dari Smithsonianmag.com, itu terjadi lantaran mereka yang disalibkan biasanya tidak mendapatkan penguburan yang layak. Selain itu, kebanyakan penyaliban menggunakan tali, alih-alih paku, untuk mengaitkan mereka ke batang kayu.

Mengutip BBC News, sepanjang yang diketahui kalangan ilmuwan, hanya ada tiga bukti fisik penyaliban di era Romawi yang pernah ditemukan. Satu ditemukan di La Larda di Gavello, Italia; satu dari Mendes di Mesir; dan satu lagi dari Giv’at ha-Mivtar di Yerusalem utara.

Untunglah satu bukti lagi ditemukan di Cambridgeshire, Inggris. Peneliti menemukan kerangka seorang pria, diduga berusia 25-35 tahun saat disalib oleh kekaisaran Romawi pada sekitar tahun 130-360 Masehi.

Dari laporan yang ditulis David Ingham dan Corinne Duhig untuk majalah British Archaeology, pada akhir tahun lalu. diketahui bahwa kerangka pria itu ditemukan dengan paku yang dipalu menembus tulang tumitnya.

“Kita cukup banyak tahu tentang penyaliban, bagaimana ia dipraktikkan, di mana, dan kapan, dan sebagainya, dari berbagai catatan sejarah,” kata Ingham, project manager di Albion Archaeology, yang melakukan ekskavasi kerangka itu, seperti dikutip Guardian. “Tapi temuan ini adalah bukti paling jelas tentang bagaimana penyaliban dilakukan.”

Kerangka itu ditemukan dalam sebuah penggalian pada 2017 di situs di desa bernama Fenstanton. Desa ini berdiri di sebuah jalan kuno dari era kekaisaran Romawi bernama Via Devana yang menghubungkan Cambridge dan Godmanchester.

Di situs itu, selain ditemukan bekas bangunan dan jalan, juga ditemukan bros, koin, tembikar, dan tulang hewan. Selain itu, ditemukan juga pemakaman berisi kerangka 40 orang dewasa dan 5 anak, berasal dari abad keempat Masehi.

Praktik Penyaliban
Praktik penyaliban diperkirakan sudah dimulai pada masa Persia antara tahun 300 sampai 400 Sebelum Masehi. Di bawah kekaisaran Romawi, penyaliban adalah hukuman paling keji dan memalukan, dan dilakukan kepada para budak, orang Kristen, orang asing, aktivis politik, dan tentara yang desertir.

Menurut sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam South African Medical Journal, penyebab kematian pada penyaliban biasanya mati lemas, kehilangan cairan tubuh dan kegagalan organ. Kematian bisa terjadi antara tiga jam sampai dengan empat hari.

Kerangka yang digali di desa Fenstanton menunjukkan bukti penderitaan berat yang dialami sebelum kematian. Kaki pria itu menunjukkan tanda-tanda infeksi atau peradangan, kemungkinan disebabkan oleh pengikatan atau belenggu. Enam dari tulang rusuknya patah, kemungkinan karena pukulan pedang. Para peneliti menemukan tubuh pria itu terkubur di samping papan kayu dan dikelilingi oleh 12 paku yang kemungkinan dicabut setelah dia diturunkan dari salib.

Lekukan yang lebih kecil terlihat di sebelah lubang utama di tumit pria itu, tampaknya itu lubang paku yang gagal. Ada penipisan pada tulang, diduga pria itu dirantai ke dinding untuk waktu yang lama sebelum disalibkan. Dia diduga adalah seorang budak.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.