Press "Enter" to skip to content
Image by Free-Photos from Pixabay

Mengapa Petir Bentuknya ZigZag?

Petir atau ada yang menyebutnya kilat, dapat menerangi langit dalam kilatan terang dan mengambil berbagai bentuk. Tetapi jika kamu bisa memotretnya, kamu akan lihat bahwa bentuk petir hampir pasti berbentuk zigzag. Mengapa petir bergerak zig-zag melintasi langit, bukannya memancar dalam garis lurus antara awan, petir, dan permukaan tanah?

Sejumlah peneliti mencoba mengurai misteri tersebut. “Kita tahu semua tentang banyak hal di Bumi, para ilmuwan dapat memprediksi gerhana dalam sepersekian detik, tapi masih ada misteri besar tentang,” kata John Lowke, fisikawan di University of South Australia dan penulis utama sebuah studi yang menyelidiki “pola langkah” petir, kepada Live Science.

Dalam studi yang diterbitkan pada Desember 2022 di Journal of Physics D: Applied Physics itu, Lowke dan rekannya mengatakan bahwa karakteristik pola petir zigzag disebabkan oleh bentuk oksigen berkonduksi tinggi yang menumpuk secara tidak teratur seperti baut, bergerak menuju tanah, terkadang menempuh jarak yang sangat jauh.

Petir yang berbentuk zigzag biasanya yang muncul di awal-awal, bukan yang akhir. Udara biasanya bertindak sebagai insulator, tapi petir awal menciptakan daerah yang mengandung oksigen konduksi tinggi yang disebut ‘singlet delta oxygen’, yaitu molekul oksigen dengan keadaan energi yang lebih rendah dari oksigen normal.

Baca juga: Petir dan Manfaatnya Bagi Manusia

Setiap “zig” (atau “zag”) yang diperlihatkan petir awal, adalah sebuah ‘langkah’ yang panjangnya sekitar 50 meter, yang disebabkan oleh pelepasan muatan listrik di wilayah seperti itu, kata Lowke.

Medan magnet yang kuat dari langkah terakhir hampir secara instan menciptakan molekul ‘singlet delta oxygen’ tambahan dari molekul oksigen biasa di atmosfer, dan konsentrasi oksigen yang sangat konduktif ini dapat bercabang ke segala arah.

Petir awal melepaskan energi melintasi ‘langkah-langkah’ berturut-turut dalam waktu sekitar sepersejuta detik, masing-masing diikuti oleh periode “gelap” singkat di mana foto-foto tidak menunjukkan pelepasan yang terlihat sama sekali, dan akhirnya menyentuh tanah atau benda tinggi yang terhubung dengannya. Tabrakan itu menghasilkan “serangan balik” petir yang terlihat (dan sangat keras) selama sekitar seperseribu detik, berjalan kembali di sepanjang jalur zigzag dari ‘singlet delta oqygen’ berkonduksi tinggi.

“Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana petir bekerja dapat membantu membangun bangunan yang kokoh dan supaya manusia terhindar dari bahaya petir,” kata Lowke. Misalnya, dapat menginformasikan penempatan penangkal petir pada objek tinggi seperti gedung, tiang radio, dan superstruktur kapal.

Baca juga: Petir Bunuh Jerapah di Afrika, Apakah karena Lehernya yang Panjang?

Di antara pertanyaan yang tersisa tentang petir adalah apa penyebabnya. Meskipun para ilmuwan sekarang berasumsi bahwa petir adalah listrik statis yang diciptakan oleh gerakan partikel es di awan petir, kesimpulan ini masih perlu dipelajari lebih lanjut.

“Petir adalah objek yang luar biasa,” kata Lowke. “Banyak misterinya yang belum diketahui dan dikenal masyarakat umum.”

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.