Sebuah kasus unik terjadi di Ekuador. Seorang nenek yang sebelumnya telah dinyatakan meninggal, hidup lagi di peti matinya. Peristiwa ini terekam dalam video yang viral di media sosial. Tapi pada Minggu, kemarin, nenek ini akhirnya dinyatakan benar-benar meninggal dunia.
Sebuah video menjadi viral pada pekan lalu, ketika Bella Montoya, 76 tahun, tiba-tiba bernafas lagi setelah berada di dalam peti matinya. Dua pria akhirnya membantunya untuk bernafas, walau terlihat berat.
Putranya, Gilbert Barbera, mengatakan ibunya sampai menggedor-gedor bagian dalam peti mati, putus asa untuk keluar. Sementara di sekitarnya, kerabatnya sedang melayat. Dia dinyatakan wafat pada 9 Juni.
Montoya akhirnya dilarikan ke rumah sakit di kota Babahoyo. Tapi pada Jumat pekan lalu, “Montoya akhirnya dinyatakan wafat karena stroke,” demikian keterangan Kementerian Kesehatan di daerah itu, sebagaimana dilansir Science Alert dari kantor berita AFP.
“Kali ini ibuku benar-benar meninggal,” kata Barbera seperti dikutip surat kabar El Universo. “Hidupku tidak akan sama.”
Kementerian Kesehatan telah memerintahkan penyelidikan tentang bagaimana dia dinyatakan meninggal, padahal sebenarnya belum.
Peristiwa semacam ini memang jarang terjadi. Tapi cukup bikin jantungan seandainya itu terjadi pada orang-orang di sekitar kita, bukan?
Pada Februari lalu, seorang nenek 82 tahun di New York dinyatakan wafat di panti jompo, tapi sesaat kemudian staf rumah duka mendapati nenek itu masih hidup. Di Iowa juga terjadi seorang perempuan 62 tahun yang mengalami demensia dinyatakan wafat oleh perawat, tapi kemudian staf rumah duka mendapati dia terengah-engah ketika kantung mayatnya dibuka.
Konfirmasi kematian biasaya diberikan setelah tidak terdeteksinya suara jantung dan nafas selama periode tertentu, pupil yang tetap dan melebar, serta kegagalan merespons rangsangan apa pun. Sayangnya, ada kasus di mana kematian dikonfirmasi melalui proses ini, namun pasien kemudian menunjukkan tanda-tanda kehidupan setelahnya.
Kegagalan melakukan prosedur konfirmasi kematian dengan benar menjelaskan terjadinya peristiwa seperti itu. Apalagi kalau pemeriksaannya sepintas saja, akan gagal untuk mendengar bunyi jantung dan melihat napas yang dangkal dan jarang.
Beberapa obat juga mempersulitnya. Contohnya obat penenang, yang dapat mengurangi respons dan menekan pernafasan dan sirkulasi, yang menyebabkan kesan kematian sekaligus melindungi otak dari hipoksia. Nanti, saat obat dibersihkan dari tubuh, orang tersebut mungkin bangun.
Lalu Diazepam (nama merek Valium), alprazolam (nama merek Xanax), keduanya juga dapat menyebabkan seseorang secara keliru dinyatakan meninggal.
Racun tertentu mungkin memiliki efek yang serupa. Praktisi voodoo yang disebut Bokor memberikan bubuk kepada para korban untuk membuat mereka tampak mati. Bubuk ini dilaporkan mengandung tetrodotoxin dosis kecil dari ikan buntal untuk melumpuhkan korban.
Dalam pengobatan darurat, telah lama diajarkan bahwa pasien yang tenggelam tidak terbukti mati sampai mereka dihangatkan. Pemulihan neurologis yang baik telah dilaporkan terjadi setelah korban direndam air dingin hingga 70 menit
Pingsan juga bisa menipu dokter. Aktivasi saraf vagus (saraf kranial terpanjang dalam tubuh) terjadi saat pingsan, memperlambat jantung dan menurunkan tekanan darah.
Be First to Comment