Hubungan sesama jenis tidak hanya terjadi dalam dunia manusia. Di dunia hewan, hal ini pun terjadi. Salah satunya di antara monyet rhesus macaque (Macaca mulatta). Perilaku ini terekam dari populasi monyet makaka ini di Pulau Cayo Santiago, Puerto Rico. Anehnya, perilaku homoseksual ini tidak membuat reproduksi di populasi monyet menurun, justru meningkat.
Perilaku hubungan sesama jenis terekam antara monyet jantan dan mereka yang lebih banyak berhubungan seks dengan sesama jenis justru memiliki lebih banyak keturunan. Menurut peneliti dari Imperial College London, di Inggris, perilaku seksual sesama jenis memberikan dorongan dalam hal reproduksi.
Baca juga: Melibatkan Monyet Makaka Memberantas Hama Tikus Kebun Sawit?
“Kami menemukan kebalikan dari apa yang orang katakan sebelumnya, yang umumnya bahwa semakin banyak hewan homoseksual, semakin sedikit anak yang akan mereka miliki,” kata Vincent Savolainen, seorang profesor biologi organisme di Imperial College London di Inggris, seperti dilansir Live Science.
Saat ini ada lebih dari 1.700 ekor monyet makaka di Pulau Cayo Santiago. Pulau ini mulai diteliti sejak 1930-an. Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology and Evolution edisi 10 Juli, disebutkan bahwa perilaku hubungan sesama jenis di antara monyet jantan di pulau itu terjadi pada 236 ekor monyet jantan yang mereka amati.
Baca juga: Stok Monyet Terbatas, Penelitian Vaksin COVID-19 Terancam
Para ilmuwan sebelumnya telah mengamati perilaku seksual sesama jenis pada berbagai hewan termasuk serangga, reptil, burung, dan primata, tetapi umumnya dianggap sebagai perilaku yang langka. Para peneliti sebelumnya mengira perilaku ini akan mengurangi reproduksi hewan, tetapi dalam kasus monyet makaka di Puerto Rico, sebaliknya.
“Kami menemukan perilaku antara jantan ini membantu mereka membentuk koalisi – ketika mereka terikat dengan berhubungan seks, mereka bertarung bersama melawan jantan lain [yang tidak berhubungan seks dengan mereka],” kata Savolainen. “Akibatnya, mereka mungkin mendapat keuntungan dalam kelompok, mengakses lebih banyak betina dan akhirnya memiliki lebih banyak bayi.”
Peneliti mendapati bahwa 6,4 persen perilaku itu ternyata dipengaruhi oleh faktor genetika. “Ini adalah pertama kalinya kami dapat menunjukkan bahwa perilaku homoseksual pada hewan ini sebagian didasarkan pada genetik,” kata Savolainen. Karena perilaku tersebut sampai batas tertentu dapat diwariskan, ini menunjukkan bahwa perilaku tersebut dapat dipilih melalui proses seleksi alam, di mana gen yang meningkatkan keberhasilan reproduksi hewan menjadi lebih tersebar luas dalam suatu populasi.
Be First to Comment