Hari ini Google Doodle merayakan ulang tahun ke-98 Katsuko Saruhashi, ilmuwan Jepang. Riset terbesarnya adalah soal hujan asam, radioaktif yang disebarkan di samudera, dan level CO2 di air laut.
Selain itu, ada beberapa hal yang menjadi terobosan dalam riwayat hidupnya:
Pertama, dia adalah perempuan pertama yang meraih PhD dalam bidang kimia di Universitas Tokyo pada 1957.
Kedua, dia perempuan pertama yang terpilih masuk Dewan Ilmu Pengetahuan Jepang pada 1980.
Ketiga, dia juga perempuan pertama yang meraih penghargaan Miyake untuk geokimia pada 1985. Penghargaan Miyake diberi nama mentor Saruhashi sendiri, yaitu Miyake Yasuo.
Untuk mempromosikan lebih banyak perempuan terjun ke dunia sains, Saruhashi juga memulai Masyarakat Saintis Perempuan Jepang pada 1958 dengan misi supaya lebih banyak perempuan berkontribusi di bidang sains dan perdamaian dunia.
Dalam bidang ilmunya, sumbangsih pertama Saruhashi adalah keterlibatannya dalam menemukan metodologi mengukur kadar CO2 di air laut. Dia juga yang pertama mengukur kadar asam karbon berdasarkan temperatur, kadar pH, dan chlorinity, yaitu kadar konten klorida berdasarkan massa air laut (gram per kilogram air laut, atau per mil). Kini ahli oseanografi menyebutnya sebagai “Tabel Saruhashi”.
Riset besar keduanya adalah mengukur polusi nuklir melalui testing pada 1950-an. Dia mengukur kadar radioaktif di air laur dan menemukan bahwa bocoran dari tes atom Amerika Serikat di Kepulauan Marshall pada 1950-an telah mencapai Jepang dalam waktu satu setengah tahun. Temuannya tentang bagaimana radioaktif menyebar membantu lahirnya pelarangan eksperimen nuklir di lautan pada 1963.
Pada 1981, Saruhashi menginisiasi Penghargaan Saruhashi, sebuah penghargaan tahunan bagi kontribusi saintis perempuan di dunia.
Saruhashi wafat pada 2007 akibat pneumonia.
Be First to Comment