Press "Enter" to skip to content

Terbukti, Kebudayaan Kanaan yang Menemukan Alfabet Pertama

Arkeolog berhasil menyingkapkan sebuah kuil kuno dari kebudayaan Kanaan di selatan Israel baru-baru ini. Tak hanya kuil dan berbagai artefak yang diduga berasal dari 3.000 tahun lalu, namun juga inkripsi yang mengandung huruf “Samekh”, sehingga menjadikannya sebagai huruf “Samekh” tertua di dunia. “Samekh” ini kemudian muncul di alfabet Ibrani dan kemudian diserap oleh bahasa Inggris menjadi bunyi “S”.

Pahatan huruf “Samekh” ditemukan pada sebuah pecahan tembikar. Inkripsi dari kebudayaan Kanaan sangat langka. Hanya sedikit yang pernah ditemukan dalam kurun waktu 30-40 tahun terakhir. Dan huruf “Samekh” belum pernah ditemukan sebelumnya.

Dengan penemuan ini, dapat dikatakan bahwa kebudayaan Kanaanlah yang pertama kali menemukan alfabet. Sebelumnya kita mengenal teknik penulisan cuneiform di Mesopotamia dan hieroglyph di Mesir. Namun kedua penulisan ini sangat rumit dan penuh dengan lambang-lambang sehingga sulit dipelajari. Sedangkan alfabet Kanaan sangat mudah ditulis dan dibaca.

“Kanaan yang menemukan alfabet kemudian menyebar ke seluruh dunia, dari Kanaan ke Ibrani, dari Ibrani ke Yunani dan Latin, dan kemudian ke bahasa Inggris,” kata Yosef Garfinkel, arkeolog di Hebrew University, Yerusalem. Garfinkel yang memimpin ekskavasi itu bersama dengan Michael Hasel, arkeolog dari Southern Adventist University di Tennessee.

Kuil Kanaan di kota kuno Lakhis itu tak ubahnya kuil Kanaan lain yang pernah ditemukan di kota Hazor, Megiddo dan Shechem, dengan sebuah ruangan pusat untuk menempatkan semacam batu berdiri, yang mewakili dewa mereka.

Kuil Kanaan ini berusia sekitar 3.000 tahun, pada waktu sekitar terjadinya invasi orang Israel kuno. Di dalamnya ditemukan juga patung dewa Baal yang dulu disembah oleh masyarakat Kanaan.

Ini adalah temuan kuil Kanaan kuno pertama yang pertama selama lebih dari setengah abad. Temuan ini ikut menyingkapkan religi kuno di kawasan tersebut.

Para arkeolog tadinya mencari bukti okupansi Zaman Besi di situs di kota kuno Lakhis, yang kini menjadi bagian dari Taman Nasional Tel Lachish, ketika akhirnya mereka menemukan jejak kuil tersebut, di area 40 km di baratdaya Yerusalem. Penggalian diduga mencapai level ke lima dari kota yang terkubur itu, yang dibangun pada abad ke-10 SM. Seiring waktu, kota itu dibangun di atas tinggalan yang lebih tua, meninggalkan jejak lapisan yang penuh dengan reruntuhan.

Arkeolog menemukan bukti Zaman Perunggu pada hari kedua proyek mereka, ketika mereka mulai mengupas lapisan pertama di bawah permukaan tanah. Setelah beberapa hari mereka kemudian menemukan dua arca dewa Baal dan Reshep berbahan perunggu berlapis perak. Patung ini ditemukan di ruang paling suci di kuil itu. Patung ini biasanya disembah dan penyembahnya membawa persembahan. Selain itu, ditemukan juga barang berharga seperti dua anting emas dari tahun 1.150 SM

Kuil ini diduga runtuh di hari serangan orang Israel dan mengubur segala isinya. Lakhis adalah kota terpenting kedua di kawasan itu setelah Yerusalem dan beberapa kali disebut di berbagai sumber sejarah. Kitab Yosua di Alkitab Perjanjian Lama menggambarkan kota Kanaan itu runtuh ketika serangan bangsa Israel pada abad ke-13 SM.

Yosua 10:32 menyebutkan: “Dan TUHAN menyerahkan Lakhis kepada orang Israel. Yosua merebut kota itu pada hari yang kedua. Kota itu dan semua makhluk yang ada di dalamnya dipukulnya dengan mata pedang, tepat seperti yang dilakukannya terhadap Libna.”

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.