Alkitab mencatat bangsa Israel melakukan perjalanan selama 40 tahun di padang gurun sebelum tiba di Tanah Perjanjian Kanaan. Sebelumnya bangsa itu dijajah dan diperbudak oleh bangsa Mesir, sebelum Musa membebaskan dan memimpin bangsa itu menuju Tanah Perjanjian, sekitar 3.200 tahun yang lalu. Alkitab mencatat bahwa bangsa Israel mencapai Kanaan, sekitar tahun 1406 hingga 1407 SM.
Otoritas Kepurbakalaan Israel baru-baru mengumumkan penemuan kota Zanoah, yang disebut dalam Perjanjian Lama, dengan temuan-temuan antara lain dinding batu, tembikar, dan artefak lain yang berusia lebih dari 3.200 tahun. Peneliti juga menemukan pecahan pegangan stoples yang menampilkan nama seorang raja yang dijelaskan dalam Alkitab, sehingga memberikan lebih banyak bukti tentang kisah Musa dalam Alkitab.
Kisah perjalanan di padang gurun itu tersebar di kitab-kitab Alkitab Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Kisahnya dimulai dengan bangsa Israel yang diperbudak di Mesir, sebelum Firaun melepaskan mereka dan Musa memimpin mereka melintasi Laut Merah yang terbelah secara ajaib.
Begitu mereka mencapai Semenanjung Sinai, kitab suci mengatakan mereka melakukan perjalanan ke Gunung Sinai, tempat Musa menerima 10 perintah. Kelompok tersebut kemudian menuju ke perbatasan selatan Kanaan, namun karena terlalu takut untuk masuk, mereka dikutuk untuk menghabiskan waktu puluhan tahun di padang gurun oleh Tuhan.
Setelah melewati bertahun-tahun di oasis Kadesh Barnea, bangsa Israel kemudian melakukan perjalanan ke perbatasan timur Kanaan, tempat Musa meninggal dan dimakamkan di Gunung Nebo.
Dalam Kitab Yosua berikutnya, Yosua mengambil alih kepemimpinan bangsa Israel, memimpin mereka ke Tanah Perjanjian di seberang Sungai Yordan dan menaklukkan Yerikho dan Zanoah. Di Yosua 15:34,56 diuraikan batas-batas dan kota-kota dalam jatah suku Yehuda setelah mereka memasuki Tanah Perjanjian, termasuk tanah Zanoah.
Para peneliti menggali area tersebut pada tahun 2019 tetapi merilis temuan mereka pada bulan Maret 2024 yang lalu. Peneliti menemukan dinding-dinding yang terbuat dari deretan batu besar berwarna putih, yang mereka yakini sebagai dinding penahan teras pertanian yang digunakan untuk menciptakan area datar untuk penanaman dan untuk melindungi tanah yang lebih curam dari erosi.
Arkeolog juga menggali tembikar yang diawetkan, dan salah satu tembikarnya memiliki cap pada pegangannya yang bertuliskan ‘Raja’, yang dimaksudkan untuk menghormati pemerintahan Raja Hizkia di Yehuda pada tahun 701 SM. Kehidupan Hizkia dijelaskan dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 18-20.
Dalam 2 Tawarikh, raja dikatakan telah membuka kembali Bait Salomo, yang dikenal sebagai ‘Bait Pertama’ dan dibangun di tempat Tuhan menciptakan Adam. Hizkia juga menghancurkan patung ular perunggu yang diperintahkan Tuhan untuk dibuat oleh Musa, yang disebutkan dalam Bilangan 21:8-9.
Pecahan-pecahan tembikar berserakan di lanskap tersebut, dan sekitar 20 persennya berasal dari masa bangsa Israel dikatakan tiba setelah 40 tahun mengembara di padang gurun – sisanya dibuat selama 900 tahun berikutnya.
Temuan lainnya termasuk mangkuk dan kendi, salah satunya berlubang yang menunjukkan kemungkinan digunakan sebagai lentera, dan benda logam juga ditemukan. Namun peneliti tidak merinci kapan pembuatannya, hanya menyebutkan perhiasan perunggu seperti pecahan cincin dan anting.
Fragmen artefak lain yang pernah dihuni manusia purba di wilayah tersebut antara lain perkakas besi, paku berbagai ukuran, dan potongan perunggu yang digunakan untuk mengelas besi.
Be First to Comment