Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi samurai (Foto: Pixabay)

Ajaran Rahasia Ritual Seppuku Terungkap di Teks Kuno

Pada masa lalu, kaum samurai di Jepang mempraktikkan seppuku yaitu ritual kematian yang melibatkan pemenggalan seorang samurai. Penelitian terbaru dari empat teks kuno yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, menunjukkan bagaimana seppuku dipraktikkan di era Edo (1603-1868).

Keempat teks yang dinamai “The Inner Secrets of Seppuku” dan berasal dari abad ke-17 itu, berisi ajaran rahasia yang hanya diwariskan turun temurun secara verbal. “Tapi teks itu pada masa lalu telah mencatat ajaran lisan itu supaya ajaran itu tidak terlupakan dan para samurai bisa bersiap,” seperti dicatat oleh Mizushima Yukinari, seorang samurai yang hidup pada 1607 dan 1697, masa di mana Jepang dipimpin oleh Shogun.

Teks itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Eric Shahan, spesialis penerjemah teks yang berkaitan dengan bela diri dan menerbitkannya dalam buku “Kaishaku: The Role of the Second”.

Dalam pengantar, Shahan mencatat bahwa kata “kaishaku” atau “kedua” adalah tentang seseorang yang bertanggung jawab dalam membantu upacara seppuku dan sering menjadi eksekutor dalam memenggal seorang samurai. Keempat teks itu ditulis sebagai panduan bagi seorang kaishaku.

Dari teks diketahui bahwa seppuku dilakukan berbeda tergantung pada kedudukan atau ranking seorang samurai dan apa kejahatannya, kalau ada. Teks itu menekankan pentingnya upacara itu dilakukan dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan apapun yang menimbulkan rasa malu.

Biasanya ritual seppuku diawali dengan pemberian sake kepada sang samurai sebelum sebilah pisau dibawa dalam sebuah piring dan si samurai akan menikam dirinya sendiri. Setelah si samurai menarik pisau dari perutnya, barulah si kaishaku menebas leher si samurai.

Shahan, kepada Live Science menyampaikan bahwa pada masa Edo ketika situasi Jepang relatif aman dan banyak samurai tak lagi jago menggunakan pisau dan pedang sebagaimana era sebelumnya, praktik seppuku rada sulit dilakukan dengan benar.

Misalnya, pada era sebelumnya kalau seseorang melakukan seppuku maka cara yang benar adalah: “memotong perut, dari kiri ke kanan, lalu mencabut pisau, memposisikannya kembali di atas ulu hati, lalu memotong lurus ke bawah untuk membuat bentuk silang sebelum mencabut pisau dan menaruhnya di lutut kanan”. Tingkat keterampilan yang rendah pada samurai di era Edo membuat mereka kesulitan melakukannya dengan benar.

Lalu kedudukan seorang samurai juga berpengaruh pada bagaimana cara seppuku dilakukan. Kalau si samurai termasuk orang berkedudukan tinggi, maka mereka harus mendapatkan perlakuan yang spesial. Begitu juga samurai yang memilih bunuh diri ketika tuan mereka melakukan seppuku juga harus mendapatkan perlakuan spesial.

Orang-orang di tingkat tertinggi akan diberi keleluasaan untuk menentukan bagaimana mereka ingin upacara dilaksanakan dan siapa yang memimpin.

Para samurai yang berpangkat rendah dan dianggap telah melakukan kejahatan paling berat dapat diberi “yondan” — perlakuan tingkat keempat. Perlakuan ini meliputi pengikatan dan pemenggalan kepala terhukum sebelum dilemparkan ke dalam lubang. Pemenggalnya sering kali berpangkat paling tinggi dan mengenakan kamishimo baru, pakaian resmi yang dikenakan oleh samurai.

Kepala samurai berpangkat tinggi yang dipenggal kemungkinan juga diperlakukan lebih baik setelahnya daripada kepala prajurit berpangkat rendah. Setidaknya untuk eksekusi tingkat tinggi, rambut kepala yang dipenggal harus diberi parfum setelahnya dan dibungkus dengan kain persegi putih sebelum dimasukkan ke dalam kotak.

Meskipun teks tersebut mengatakan bahwa samurai berpangkat tinggi harus diberi perlakuan lebih baik selama Seppuku, hal ini mungkin tidak selalu terjadi.

Lantas siapa samurai berpangkat tertinggi yang pernah melakukan seppuku? Dari catatan, dia adalah Oda Nobunaga, yang melakukan seppuku pada 1582, setelah pengikutnya Akechi Mitsuhide mengkhianatinya dan menyerangnya di Kuil Honnoji di Kyoto.

Oda adalah seorang Daimyo, atau penguasa wilayah yang diperintah oleh seorang Samurai yang kuat. Dia perlahan-lahan menyingkirkan lawan-lawannya dan berhasil menyatukan Jepang di bawah kekuasaannya ketika dia dikhianati. Tapi tak jelas apakah upacaranya dilakukan sesuai dengan kedudukannya yang tinggi.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.