Press "Enter" to skip to content
Big Al - Dok. commons.wikimedia.org/FunkMonk

Ini Spesies Baru Allosaurus, Sang Predator “sepupu” T-rex

Tyrannosaurus rex alias T-rex, siapa yang tak tahu? Sudah banyak film yang mengupas mengenai spesies dinosaurus pemakan daging ini. Tapi tahukah kalian, sebelum ada T-rex, adakah dinosaurus pemakan daging lain? Ternyata ada dan fosilnya ditemukan di Amerika Serikat dan baru selesai diteliti. 

Dinosaurus ini diperkirakan hidup pada periode Jurassic, yakni sekitar 145 juta sampai 200 juta tahun lalu. Predator ini memiliki kuku yang runcing, gigi yang tajam, dan pemakan daging. T-rex sendiri hidup pada era Cretaceous, yang terjadi tak lama setelah masa Jurassic berakhir.

Dilaporkan di jurnal PeerJ, dinosaurus spesies Allosaurus jimmadseni hidup 70 juta tahun sebelum T-rex. Allosaurus hidup di benua Amerika antara 152 juta dan 157 juta tahun lalu. Masa ini menjadikannya sebagai spesies Allosaurus tertua yang pernah ditemukan sejauh ini, begitu kata George Dvorsky dari Gizmodo.

Dilansir dari Science Alert, fosil Allosaurus jimmadseni saat ini dipamerkan di Dinosaur National Monument di Utah.

Sebagaimana anggota keluarga genus Allosaurus lain, A. jimmadseni tampil dengan wujud yang menakutkan. Salah satu penulis studi itu, Mark Loewen, seorang ahli paleontologi di Natural History Museum di Utah, dan Daniel Chure, seorang ahli paleontologi di Dinosaur National Monument di Utah, memperkirakan bahwa A. jimmadseni punya bobot sampai 1,8 ton dan panjangnya bisa mencapai 8 sampai 9 meter.

Dino ini bisa melangkah sejauh dua hingga tiga kaki dan memburu mangsanya dengan cakar panjang dan melengkung dan sekitar 80 gigi bergerigi. (sebagai perbandingan, T. rex memiliki panjang 12 meter dan bobotnya sekitar 900 kg. Kombinasi yang menakutkan ini sangat mematikan dan membuatnya tangguh bahkan untuk menjatuhkan mangsa yang lebih besar dan kuat, termasuk si ekor runcing Stegosaurus.

Ada yang memperkirakan ada 12 spesies dalam pohon keluarga Allosaurus, tapi penelitian baru menemukan dua: A. jimmadseni dan A. fragilis, yang berevolusi sekitar 5 juta tahun kemudian. Keduanya adalah predator puncak di ekosistem masing-masing. Tapi kerangka kepala A. fragilis lebih kuat sehingga mempengaruhi kemampuannya berburu. Diperkirakan, karena kekuatan ini, A. fragilis diduga mengungguli A. jimmadseni pendahulunya.

Untuk memastikan adanya spesies baru, yaitu A. jimmadseni, peneliti menganalisis lebih dari 20.000 tulang yang dikumpulkan dari berbagai tempat di dunia, termasuk dua yang relatif lengkap, di dalamnya satu koleksi yang disebut “Big Al” di Museum Rockies di Montana. Awalnya disebut A. fragilis, Big Al, kemudian sempat disebut “Big Al Two” dan kemudian diubah menjadi A. jimmadseni, nama yang diberi untuk menghormati almarhum ahli paleontologi dari Utah State, James Madsen, Jr.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.