Mumi menjadi salah satu keunikan budaya Papua yang dipraktikkan oleh sejumlah suku. Salah satunya adalah masyarakat di Kampung Wogi di Distrik Silokarnodoga, Kabupaten Jayawijaya. Mumi di sana disebut Mumi Pumo.
Kampung Wogi terletak 35 kilometer di sebelah barat Wamena Kota. Untuk menuju kampung ini dapat dilakukan dengan sepeda motor atau mobil, dapat juga dengan menggunakan kendaraan umum dari Pasar Jibama jurusan Wamena – Kelila.
Setelah kendaraan sampai pada kilometer 35 Jalan Trans Tolikara, maka dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 2 kilometer, dengan pemandangan sekitar berupa kebun masyarakat. Sebelum mencapai lokasi mumi Pumo, wisatawan akan menyeberangi Sungai Baliem dengan perahu tradisional.
Mumi Pumo dikenal juga sebagai mumi Agatmamente Mabel. Mumi ini tersimpan baik dalam kotak penyimpan, kotak ini disimpan dalam honai khusus. Untuk masuk ke lokasi mumi, setiap wisatawan harus membayar Rp50.000.
Wisatawan dapat berfoto bersama mumi, tanpa mengeluarkannya dari dalam kotak penyimpan. Jika wisatawan ingin menyaksikan paket tarian tradisional serta atraksi memasak tradisional dengan bakar batu, maka wisatawan sebaiknya bernegosiasi dulu pada keluarga penjaga mumi untuk harga setiap paketnya.
Saat ini mumi dijaga oleh keturunan mumi Pumo yaitu Eligius Mabel, yang juga kepala suku Abuluknae.
Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari
Be First to Comment