Press "Enter" to skip to content
Salamander (kiri) dan kadal air alias newt (kanan) (foto: Pixabay)

Sama-Sama Amfibi Berekor, Bagaimana Membedakan Salamander dan Kadal Air?

Salah satu amfibi [hewan bertulang belakang (vertebrata) yang dapat hidup di dua alam: air dan darat] kecil berekor adalah salamander. Tapi sekilas salamander mirip sekali dengan kadal air (newt). Jadi apa bedanya salamander dan kadal air alias newt?

Jadi, menurut ilmuwan, semua newt (kadal air) adalah salamander. Tapi tidak semua salamander adalah kadal air. Lantas bagaimana cara membedakannya?

Salamander adalah kelompok amfibi berekor yang besar dan beragam. Hewan ini termasuk dalam ordo Caudata, yang secara harfiah berarti ‘berekor’ dalam bahasa Latin. Total ada 10 famili salamander.

Nah, kadal air (newt) adalah salah satu subfamili dalam keluarga salamander, yaitu subfamili Pleurodelinae yang termasuk ke dalam famili Salamandridae.

Karena semua kadal air adalah salamander, tidak ada karakteristik khusus yang membedakan salamander dan newt. Namun, beberapa spesies dalam subfamili kadal air memiliki beberapa ciri menarik. Misalnya, sejumlah kadal air memiliki kulit yang kasar, berkutil dan bergelombang. Sedangkan kulit salamander cenderung halus dan berlendir.

Hal ini kemungkinan karena kadal air adalah salamander yang paling beracun. Kulit mereka mengandung banyak kelenjar racun. Misalnya, kulit kadal air Taricha granulosa dari Amerika Utara bagian barat, yang mengandung bakteri yang mengeluarkan tetrodotoksin. Racun ini sama dengan yang ditemukan pada ikan buntal Jepang dan dapat mematikan kalau tertelan.

Lebih lanjut, salamander pada umumnya memiliki gaya hidup bifasik, yaitu mereka sering memulai kehidupan mereka di air dan kemudian pindah ke darat. Pada beberapa kadal air, siklus hidup ini bisa menjadi “trifasik”, yaitu mereka memulai kehidupan mereka di air, lalu saat fase eft (remaja), mereka pergi ke darat. Lalu mereka mengakhiri masa dewasa kembali di air.

Contohnya adalah kadal air Notophthalmus viridescens, spesies yang banyak ditemukan di AS bagian timur. Kadal air ini memiliki ciri khas anakan berwarna oranye terang yang berkeliaran di dasar hutan, biasa disebut eft merah. Eft hidup di darat selama sekitar dua hingga tiga tahun, dilengkapi dengan paru-paru yang telah berkembang dan racun untuk menangkal predator, sebelum akhirnya bermetamorfosis menjadi kadal air dewasa.

Namun beberapa populasi kadal air timur pesisir akan melewati fase eft mereka sepenuhnya di bawah air. Banyak kadal air di Eropa dan Asia yang memiliki gaya hidup bifasik seperti salamander.

Lalu, ternyata tidak semua kadal air memiliki kulit yang kasar dan beracun. Banyak kadal air, seperti kadal air Lissotriton vulgaris, yang memiliki kulit yang halus. Lantas bagaimana dong membedakannya dengan salamander yang berkulit halus?

Ambigu semacam ini terjadi gara-gara pada zaman dulu, ketika ilmu herpetologi muncul, penamaannya belum distandarisasi. Jadinya, untuk menggampangkan, istilah kadal air digunakan sebagai nama umum untuk jenis salamander yang berkulit kasar dan bergelombang. Padahal ternyata mereka bukanlah kerabat terdekat satu sama lain.

Seiring dengan semakin jelasnya taksonomi salamander sepanjang abad ke-20, para ilmuwan mengklasifikasikan salamander berkutil dan bergelombang serta kerabat terdekatnya sebagai kadal air. Akibatnya, subfamili saat ini memiliki karakteristik yang beragam.

Keragaman juga melimpah dalam ordo salamander. Ada salamander tanpa paru-paru yang tidak memiliki tahap larva sama sekali; mereka berkembang di dalam telur. Beberapa salamander adalah axolotl, tidak pernah berkembang melewati tahap kecebong. Di seluruh dunia, spesies salamander juga dapat berkisar dari 2,5cm hingga 1,8 meter.

Salamander memang hewan yang menarik dan kaya hal untuk dipelajari. Ia termasuk hewan yang bisa jadi indikator kualitas air. Kadal air hanyalah sebagian kecil dari keanekaragaman salamander.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.